Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menilik Tren "Lying Flat" atau "Tang Ping" di Kalangan Anak Muda China

Tang ping adalah perubahan gaya hidup yang digambarkan sebagai penangkal tekanan pekerjaan dan jam kerja yang panjang.

Anak-anak muda rela keluar dari pekerjaan bergaji tinggi dan jam kerja ketat, demi menikmati hidup yang lebih santai.

Tak hanya itu saja, gerakan tang ping juga menjadi wujud protes atas kelayakan upah dan ekspresi pesimis para kaum muda atas keberhasilan karir mereka.

Akan tetapi, tren tang ping menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Pemerintah China.

Istilah tang ping

Diberitakan BBC, istilah "tang ping" diyakini berasal dari sebuah unggahan di situs media sosial yang populer di China.

Misalnya Sina Weibo, situs microblogging yang sering dipakai anak muda di China. Kata tang ping pun menjadi istilah tersebut segera menjadi kata kunci populer.

Gagasan di balik tang ping adalah tidak terlalu banyak bekerja, puas dengan pencapaian yang lebih mungkin dicapai, dan memberikan waktu untuk bersantai.

Tren tang ping pun digemari anak muda dan banyak meme terkait topik ini.

Situs berita Sixth Tone melaporkan bahwa grup Douban, grup khusus "tang ping" telah ditarik dari 6.000 anggotanya.

Grup Douban telah dihapus dan pencarian untuk tagar #TangPing telah dilarang di Sina Weibo.

Ini adalah sensor sekaligus upaya untuk mencegah orang-orang mengikuti tren tang ping.

Upah stagnan dan kompetitif

Tren semacam ini muncul mengingat meningkatnya tekanan yang diberikan pada warga negara muda di China.

Pada generasi sebelumnya, karier sukses di China digambarkan ketika seseorang bekerja keras, menikah dan memiliki anak.

Akan tetapi, karyawan dituntut untuk bekerja dengan jam ketat, sementara harga rumah terlampau mahal dibandingkan upah mereka.

Kaum muda di China tak ingin seperti generasi itu.

Pada akhirnya, menurut para pengamat, tang ping menjadi cerminan atas kekecewaan kelas menengah China, yang dihadapkan dengan upah stagnan di kota-kota yang semakin mahal dan kompetitif.

"Orang-orang menyadari tidak ada mobilitas ke atas. Ini adalah penerimaan negatif: Hidup saya seperti ini. Akan selalu seperti ini," kata Yicheng Wang, seorang mahasiswa PhD ilmu politik di Universitas Boston yang mempelajari propaganda dan wacana populer, mengutip Washington Post. 

Semakin populer tang ping, semakin menimbulkan kekhawatirkan dari otoritas.

Tak hanya menghapus grup di media sosial, tang ping juga diberitakan negatif oleh media yang berafiliasi dengan pemerintah China.

Surat kabar Guangzhou yang didukung pemerintah, Nanfang Daily, menyebut filosofi tang ping "memalukan".

Global Times yang dikelola pemerintah, menggambarkan "lying flat" bukanlah filosofi yang serius.  

https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/05/190200065/menilik-tren-lying-flat-atau-tang-ping-di-kalangan-anak-muda-china

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke