Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Virus Monkey B yang Tewaskan Seorang Dokter di China

Kompas.com - 31/07/2021, 10:02 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com – Seorang dokter hewan asal China tertular virus Monkey B dari primata. Setelah mengalami serangkaian gejala, dokter tersebut dilaporkan meninggal dunia.

Pria berusia 53 tahun tersebut bekerja di lembaga penelitian yang fokus pada pembiakan primata bukan manusia, sebagaimana diungkap oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) China.

Ia diketahui melakukan pembedahan terhadap dua ekor monyet mati pada bulan Maret 2021. Sebulan kemudian, dokter tersebut mengalami gejala berupa mual, muntah, demam. Ia pun meninggal dunia pada 27 Mei 2021.

Ketika sampel darah dan air liurnya diteliti pada bulan April lalu, ditemukan adanya virus Monkey B yang merupakan penyakit menular yang langka.

Dilansir The Washington Post melalui Kompas.com (25/7/2021), kasus ini adalah kasus virus Monkey B yang menular pada manusia yang pertama tercatat di China.

Baca juga: Begini Caranya agar Rumah Bebas Virus

Mengenal virus Monkey B

Dilansir CDC melalui Kompas.com, infeksi virus Monkey B sangat jarang ditemukan. Meski demikian, virus ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang parah dan mengancam nyawa.

Seseorang bisa tertular virus Monkey B jika mereka digigit atau dicakar oleh monyet yang terinfeksi.

Selain itu, kontak dengan mata, hidung, dan mulut monyet juga bisa cara penyebaran virus Monkey B.

Virus yang juga dikenal dengan nama Herpes B ini dapat bertahan selama berjam-jam di permukaan, terlebih jika dalam kondisi lembap.

Secara umum, risiko terinfeksi virus Monkey B sangat rendah bagi banyak orang karena tidak melakukan kontak langsung dengan monyet.

Namun, bagi para dokter hewan atau pekerja laboratorium yang sering melakukan kontak dengan monyet, virus ini harus diwaspadai.

Baca juga: Benarkah NaCl Bisa Bersihkan Virus dan Bakteri di Hidung?

Gejala virus Monkey B

Seseorang yang terinfeksi virus Monkey B akan mulai mengalami gejala dalam waktu tiga hingga tujuh hari setelah terpapar.

Dilansir dari WebMD, gejala-gejala yang mungkin muncul akibat virus Monkey B adalah nyeri otot, kedinginan, demam, kelelahan, sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Selain itu, di area yang tergigit atau tercakar monyet yang terjangkit virus Monkey B juga kerap melepuh. Lepuh tersebut akan menimbulkan rasa, gatal, nyeri, hingga mati rasa.

Oleh sebab itu, jika harus kontak langsung dengan monyet, lakukan dengan sangat hati-hati dan gunakan alat pelindung untuk menghindari paparan virus.

Sumber: Kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com