Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Santan Kelapa, Manfaat dan Risiko untuk Kesehatan Tubuh

Kompas.com - 24/07/2021, 09:00 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Santan adalah salah satu bahan makanan yang diesktrak dari daging buah kelapa tua.

Santan berwarna putih seperti susu ini sudah menjadi kebutuhan untuk memasak.

Cara santan yaitu dengan metode tradisional memarut daging kelapa matang, setelah itu air dari serat kelapa menggunakan kain tipis untuk mengeluarkan esktrak santan.

Cara lain juga dapat menggunakan mesin khusus memarut dan memeras kelapa.

Semakin kental santan maka semakin tinggi kandungan lemak di dalamnya.

Bahan makanan yang biasanya disandingkan dengan daging atau sayur seperti dibuat menjadi rendang dan lainnya mengandung banyak mafaat bagi kesehatan.

Meski begitu, santan juga berisiko terhadap beberapa orang yang memiliki masalah kesehatan tertentu.

Baca juga: Masak Daging Kambing Tanpa Santan, Resep Nasi Goreng Kambing

Berikut ini penjelasan manfaat dan risiko mengonsumsi santan yang dikutip dari Kompas.com:

Manfaat santan kelapa

1. Menurunkan berat badan

Para peneliti menyebutkan santan mengandung trigliserida rantai menengah atau medium-chain triglycerides (MCT) yang dikaitkan dengan menurunkan berat badan.

MCT dapat merangsang energi melalui proses yang disebut thermogenesis atau produksi panas.

Sejumlah studi menunjukkan MCT bekerja untuk mengurangi berat badan dan mengecilkan ukuran pinggang.

Tidak hanya itu, MCT juga berfungsi menyeimbangkan mikrobiota usus yang tidak stabil. Kurangnya stabilitas ini mungkin dalam mengembangkan obesitas.

Baca juga: Resep Gulai Kambing Tanpa Santan untuk Hidangan Idul Adha

Studi pada pria yang kelebihan berat badan, kemudian saat sarapan mengonsumsi MCT dapat mengurangi asupan makanannya pada hari selanjutnya.

2. Meningkatkan sistem imunitas

Kelapa mengandung lipid yang disebut asam laurat dan dipercaya dapat meningkatkan sistem imunitas atau kekebalan tubuh.

Dalam beberapa temuan menunjukkan bahwa asam laurat memiliki efek antimikroba dan anti-inflamasi.

Beberapa bakteri yang terbukti pertumbuhannya dapat dihambat oleh asam laurat adalah staphulococcus aureus dan streptiococcus pnemoniae.

Asam laurat juga dapat menyebabkan kematian sel kanker pada penyakit seperti kanker payudara dan kanker dinding rahim.

3. Bermanfaat untuk kesehatan jantung

Sebagian orang mungkin menghindari santan karena dianggap tinggi akan lemak. Beberapa studi juga mengaitkan lemak jenuh dengan kolesterol tinggi dan berisiko menyebabkan penyakit jantung.

Baca juga: 10 Bahan Pengganti Santan, Bekal Bikin Sajian Gurih

Tetapi sumber lemak jenuh ini bisa jadi berbeda efeknya terhadap tubuh kita.

Peran genetik juga berpengaruh terhadap bagaimana metabolisme lemak jenuh pada seseorang.

Selain itu, baru sedikit penelitian yang menyebutkan efek santan pada kolesterol.

Sementara itu banyak penelitian mengenai minyak kelapa, yang memiliki komponen hampir sama dengan santan.

Minyak kelapa tidak memiliki kolesterol jahat atau kolesterol LDL. Sebaliknya, minyak kelapa dapat meningkatkan kolesterol baik atau kolesterol HDL.

4. Mengurangi peradangan dan ukuran tukak lambung

Penelitian pada hewan bawha ekstrak kelapa dan minyak kelapa dapat mengurangi peradangan dan pembengkakan.

Serta penelitian lainnya, santan juga dapat mengurangi ukuran tukak lambung pada tikus hingga 54 persen, ini sebanding dengan efek obat anti-tukak.

Risiko santan kelapa

Baca juga: Mengenal Manfaat dan Risiko dari Santan Kelapa

Selain manfaat, santan kelapa juga dapat menyebabkan risiko kesehatan jika dikonsumsi terlalu banyak.

Lemak dan kalori yang tinggi terkandung pada santan jika dikonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Hal ini juga bersamaan dengan memakan makanan kaya karbohidrat.

Masalah kesehatan mulai dari pencernaan seperti diare atau sembelit, terjadi pada orang dengan sindrom iritasi usus besar.

Bagi beberapa orang santan juga dapat menyebabkan alergi.

Gejala alergi yang disebabkan santan ini hampir sama dengan alergi makanan lain.

Baca juga: 10 Resep Sayur Berkuah Tanpa Santan yang Segar Dinikmati Kapan Saja

Berikut gejala alergi yang mungkin dialami saat terlalu banyak mengonsumsi santan:

  • Sakit perut
  • mual
  • muntah
  • diare
  • gatal atau iritasi pada mulut, tenggorokan, mata atau kulit
  • anafilaksis (reaksi parah yang mengancam jiwa, menyebabkan pembengkakan, mengi dan gatal).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com