Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Peristiwa April Makassar Berdarah, 3 Mahasiswa Meninggal Dunia

Kompas.com - 24/04/2021, 14:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sasaran lemparan batu bahkan bukan hanya pete-pete, tapi juga taksi, kendaraan bernomor pelat merah, dan kendaraan militer. Selama tiga hari aksi, tercatat 15 taksi dan 11 mikrolet rusak.

Pada tengah hari sempat berlangsung pertemuan petugas dengan mahasiswa Universitas 45 Ujungpandang. Di situ disepakati, mahasiswa harus menghentikan aksinya, sedang petugas harus meninggalkan kampus itu.

Tapi sampai pukul 14.00 Wita, mahasiswa masih melihat oknum petugas di kampusnya, sehingga mereka beraksi lagi.

 

Berujung bentrok

Dalam perkembangan selanjutnya, para mahasiswa sempat melempari petugas, sementara petugas menghalau dengan menggunakan gas air mata.

Unjuk rasa di Makassar yang kemudian berkembang menjadi kerusuhan, menyebabkan tewasnya Syaiful, korban pertama yang merupakan mahasiswa Angkatan 1994 Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.

Menurut Komandan Distrik Militer (Dandim) 1408/BS Letkol (Art) Sabar Yudo Suroso, hari Rabu malam pukul 11.00 Wita, Syaiful tewas akibat terperosok ke Sungai Pampang, di belakang Kampus UMI Jl Urip Sumihardjo. 

Saat itu korban disebutkan sedang "menyelamatkan diri" ketika aparat keamanan membubarkan unjuk rasa di kampus itu.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Sirkuit Sentul Gelar MotoGP, Diikuti Valentino Rossi di Kelas 125cc

Tiga korban meninggal

Diberitakan Harian Kompas, 27 April 1996, ketiga korban dikabarkan tewas karena tenggelam di sungai yang letaknya di belakang Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI), dan bukan karena penembakan yang dilepaskan oleh aparat keamanan.

"Tidak ada penembakan yang dilepas oleh aparat keamanan," tegas Kasum ABRI Letjen TNI Soeyono selesai memimpin Rapat Evaluasi Pengamanan Pemilu 1997 di Markas Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana, Denpasar, 26 April 1996.

Menurut Kasum ABRI, penggiringan para mahasiswa pengunjuk rasa ke kampus UMI itu terpaksa dilakukan, karena tindakan para mahasiswa itu sudah mengarah pada tindakan kriminal.

Disebutkan, mahasiswa mulai melempari beberapa angkot dan memalangkan kendaraan di jalanan.

Namun versi mahasiswa berbeda. Mengutip Harian Kompas, 6 Mei 1996, menurut mahasiswa, dua dari tiga mahasiswa yang tewas itu sebelumnya telah dipukuli lebih dahulu dan baru kemudian dibuang ke sungai. Perlakuan itulah yang membuat mereka menemui ajalnya.

Baca juga: [HOAKS] KRI Nanggala-402 Sudah Bisa Dihubungi

Kenaikan tarif ditangguhkan

Pada akhirnya Surat Keputusan (SK) Wali Kota Ujungpandang (sekarang Makassar) mengenai penyesuaian tarif angkutan penumpang umum ditangguhkan.

Arus angkutan kota pulih kembali dengan memberlakukan tarif lama pada 26 April 1996.

Ketua DPD Organda Sulsel, H Opu Sidik, turun ke terminal Panaikang pada 26 April 1996 menyampaikan instruksi Gubernur Sulsel tentang penangguhan tarif angkota sesuai SK Wali Kota tertanggal 16 April 1996, sekaligus mengumumkan pemberlakukan kembali tarif angkutan kota (pete-pete) yang lama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

Tren
Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com