Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara G7 dan Uni Eropa Sumbang 4,3 Miliar Dollar AS untuk Keadilan Vaksin

Kompas.com - 23/02/2021, 13:57 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan komitmen bantuan dana dari negara G7 dan Uni Eropa untuk mewujudkan keadilan ditribusi vaksin Covid-19.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui pertemuan media, Senin (22/2/2021).

"Negara-negara G7 telah menunjukkan kepemimpinan, tetapi kami membutuhkan semua negara untuk bertindak," kata Tedros dalam pertemuan tersebut.

Ia mengumumkan komitmen negara G7 dan Uni Eropa untuk membiayai distribusi vaksin, diagnostik, dan terapi untuk Covid-19. Bantuan tersebut mencapai 4,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Antisipasi Mutasi, Ilmuwan Mulai Uji Vaksin Covid-19 Generasi Kedua

Bukan soal amal

Pada Jumat (19/2/2021) pekan lalu, para pemimpin dari negara G7 dan Uni Eropa membuat komintmen baru.

Komitmen itu berupa pemberian bantuan dana sebesar 4,3 miliar doalar AS untuk membiayai distribusi yang adil dari vaksin, diagnostik, dan terapi Covid-19.

Adapun negara G7 adalah Kanada, Perancis, Jerman, Itaila, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. Sementara, Uni Eropa adalah perserikatan 27 negara di Eropa.

Mewakili WHO, Tedros menyampaikan rasa terima kasihnya.

Meski demikian, ia menyatakan, pandemi Covid-19 tidak hanya sekedar masalah dana atau amal, butuh kerja sama seluruh negara.

"Ini bukan soal amal. Ini masalah epidemiologi," kata Tedros.

Tedros menyebutkan, beberapa negara berpenghasilan tinggi menandatangani kontrak dengan produsen vaksin dan merusak kesepakatan skema Covax. Hal ini berakibat pengurangan jumlah dosis yang dapat dibeli Covax.

"Sekali pun kami memiliki dana, kami hanya dapat mengirimkan vaksin ke negara-negara miskin jika negara-negara berpenghasilan tinggi bekerja sama dalam menghormati kesepakatan yang telah dilakukan Covax," tegas Tedros.

Baca juga: Update Corona di Dunia 2 Februari: 103 Juta Kasus | Palestina Termasuk Penerima Pertama Program Vaksin Covax

Target Covax

WHO masih membutuhkan sekitar 22,9 miliar dollar AS lagi untuk sepenuhnya mendanai skema Covax pada 2021.

Dana dan donasi ini membawa WHO selangkah lebih dekat untuk memenuhi target vaksinasi bagi petugas kesehatan dan lansia di semua negara dalam 100 hari pertama tahun ini.

Tedros mengingatkan, Covax merupakan kepentingan semua negara, termasuk negara berpenghasilan tinggi, untuk memastikan bahwa petugas kesehatan, orang lanjut usia, dan kelompok berisiko lainnya berada di urutan pertama untuk mendapatkan vaksin secara global.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Tren
Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com