Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Jelaskan soal Efek Samping Setelah Disuntik Vaksin Covid-19

Kompas.com - 21/02/2021, 15:30 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Program vaksinasi Covid-19 mulai dijalankan di beberapa negara di dunia termasuk di Indonesia. Hal itu dilakukan untuk meredakan pandemi virus corona yang terjadi lebih dari setahun ini. 

Namun terkait vaksinasi, sejumlah orang masih khawatir mengenai efek atau reaksi setelah dilakukan penyuntikan vaksin Covid-19 tersebut. 

Baca juga: Efek Vaksinasi Belum Diketahui, Semua Pihak Diminta Terapkan 3T dan 5M

Staff bagian Keamanan Obat dan Vaksin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Ayako Fukushima memberi penjelasan mengenai efek samping atau reaksi setelah vaksinasi Covid-19 melalui akun Twitter @WHO, Minggu (21/2/2021). 

Dia menjelaskan gejala umum yang terjadi, serta tindakan yang dilakukan bila mendapati gejala yang cukup parah.

"Ketika Anda divaksinasi, beberapa efek samping adalah hal normal dan sudah diperkirakan. Ini menandakan bahwa tubuh Anda sedang membangun perlindungan terhadap virus," kata Fukushima.

Reaksi kurang dari seminggu

Dalam pengembangan vaksin Covid-19, setiap otoritas kesehatan di masing-masing negara melakukan pengujian ketat.

Pengujian ini termasuk memperkirakan dan mengurangi risiko yang terjadi setelah vaksinasi, sehingga vaksin aman untuk semua orang yang menerimanya.

Baca juga: 4 Fakta Wakil Wali Kota Depok Positif Covid-19, Bukan Efek Vaksinasi hingga Tunggu Kamar Isolasi Kosong

Fukushima menjelaskan beberapa reaksi umum yang terjadi setelah vaksinasi. Reaksi umum tersebut, meliputi:

  • Nyeri atau kemerahan di sekitar tempat suntikan
  • Demam ringan
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot atau sendi.

Ia menjelaskan bahwa reaksi umum ini hanya berlangsung kurang dari seminggu. Bila lebih dari seminggu efek samping tidak juga hilang, maka perlu segera menemui layanan kesehatan.

"Jika gejala Anda lebih parah atau berlangsung lebih dari seminggu, beri tahu petugas kesehatan yang memberi Anda vaksin," jelas Fukushima.

Baca juga: Penjelasan WHO soal Kapan Antibodi Bekerja Setelah Divaksin Covid-19

Apabil terjadi efek samping

Pelaporan terhadap reaksi berat atau yang terjadi lebih dari seminggu, dinilai perlu dan penting. Fukushima menjelaskan bahwa pelaporan dapat melindungi penerima vaksin dan membantu orang lain dari reaksi serupa.

"Ini melindungi Anda dan membantu menjaga vaksin tetap aman untuk orang lain," ujar Fukushima.

Tahapan yang dilakukan bila seseorang melaporkan reaksi negatif atau berat terhadap vaksin Covid-19:

  • Petugas kesehatan akan mengobati gejala yang dialami penerima vaksin
  • Otoritas kesehatan akan melakukan penyelidikan terperinci tentang penyebab gejala, seberapa umum gejala tersebut di komunitas atau negara,
  • Mengecek apakah gejala tersebut mungkin terkait dengan masalah penyimpanan, pengangkutan, atau administrasi vaksin.

Jika ada dugaan reaksi berat, otoritas kesehatan dapat menangguhkan penggunaan vaksin. WHO mendukung penyelidikan ini dan melacak reaksi terhadap vaksin di seluruh dunia.

Baca juga: Kemenkes Sebut Belum Ada Efek Samping yang Ditimbulkan Akibat Vaksinasi Covid-19

Masyarakat tidak perlu takut

Mengenai reaksi vaksin berat, Fukushima mengingatkan setiap vaksin Covid-19 telah melalui proses pengujian yang ketat untuk memastikan keamanannya.

Sebelum didistribusikan, proses pengujian tersebut dimaksudkan agar semua vaksin Covid-19 dapat mengurangi risiko sakit akibat virus.

"Ingatlah bahwa sangat jarang masalah kesehatan yang serius disebabkan langsung oleh vaksin," kata Fukushima.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa menerima vaksinasi merupakan salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan untuk melindungi diri sendiri dan orang yang dicintai dari Covid-19.

Baca juga: Perpres Jokowi: Pemerintah Tanggung Biaya Perawatan jika Ada Efek Samping Vaksinasi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com