Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Doa untuk Vaksin Nusantara

Kompas.com - 21/02/2021, 11:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA prihatin bahwa sahabat serta mahaguru kesehatan saya Dr Terawan Agus Putranto diberhenti-tugaskan sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia tanpa kejelasan alasannya.

Andaikata alasan adalah ketidakmampuan menanggulangi angkara murka virus Corona serta merta berarti seluruh Menkes seluruh negara di planet bumi ini juga harus diberhenti-tugaskan.

Tidak ada Menkes bahkan tidak ada kepala negara mampu menghentikan pandemi Corona. Satu-satunya yang mampu adalah Yang Maha Kuasa.

Kemanusiaan

Namun keprihatinan saya sirna ketika menerima berita bahagia membanggakan bahwa Dr Terawan ternyata sedang memimpin sebuah mahaproyek penelitian dan pengembangan Vaksin Nusantara demi mendukung perjuangan melawan angkara murka laskar virus Corona.

Kebetulan dalam skala sangat kecil dan sangat terbatas, saya memperoleh kehormatan dilibatkan oleh Dr Terawan ke dalam tahapan paling awal penelitian dan pengembangan vaksin tersebut.

Vaksin Nusantara dibentuk dengan metode dan cara yang beda dari segenap vaksin yang pada masa kini beredar di Indonesia mau pun dunia.

Baca juga: Apa Itu Vaksin Nusantara?

Jika cara kerja vaksin lain bersifat general maka Vaksin Nusantara bersifat personal. Jika khasiat vaksin lain bersifat sementara sehingga harus diulang secara berkala maka Vaksin Nusantara cukup sekali saja seumur hidup penerima vaksin.

Vaksin Nusantara merevolusi makna vaksin yang sementara ini sudah terbiasa diyakini oleh umat manusia.

Pada saat naskah ini ditulis, Vaksin Nusantara sudah melewati tahap pertama dari tiga tahap uji-keamanan dan khasiat yang dilakukan tim dokter Universitas Diponegoro dan Rumah Sakit Dr Karyadi Semarang.

Nilai makna vaksin gagasan Dr Terawan bukan hanya terbatas skala kelas nasional namun merambah ke dimensi kelas dunia.

Mahakarya Vaksin Nusantara dipersembahkan bukan hanya kepada rakyat Indonesia namun kepada segenap umat manusia di marcapada yang sedang dirundung cemas serta gelisah bahkan putus-asa akibat pageblug Corona

Baca juga: Catatan Kritis soal Vaksin Covid-19 Nusantara

Doa

Insya Allah, gagasan Vaksin Nusantara gigih didukung secara total paripurna oleh Pemerintah Republik Indonesia khususnya Kementerian Kesehatan dan BPOM.

Semoga segenap proses pembuktian daya khasiat Vaksin Nusantara berjalan lancar sesuai kriteria prosedur uji klinis yang diakui oleh WHO sebagai lembaga kesehatan PBB.

Semoga tidak ada aral-melintang dari pihak-pihak tertentu menghambat proses uji-klinis vaksin revolusioner dambaan umat manusia tersebut.

Akhirnya Ibu Pertiwi tersenyum akibat merasa bangga bahwa putra-putri terbaik Indonesia terbukti mampu mempersembahkan karsa dan karya terbaik bagi peradaban kesehatan umat manusia.

Marilah kita bersama bersujud demi dari lubuk sanubari terdalam dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati memanjatkan doa memohon Yang Maha Kuasa berkenan bermurah hati melimpahkan anugerah berkah dan kurnia kekuatan lahir-batin kepada Dr Terawan Agus Putranto beserta laskar kemanusiaan UNDIP dan RS Dr Karyadi Semarang agar mampu gigih bersama berjuang demi berhasil mewujudkan gagasan Vaksin Nusantara menjadi kenyataan untuk dipersembahkan kepada rakyat Indonesia serta umat manusia di planet bumi ini. Amin.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografis: Mengenal Vaksin Nusantara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com