Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Banjir Kalsel: Ini yang Terparah, Rumah Adat Berusia 100 Tahun Ikut Terendam

Kompas.com - 18/01/2021, 11:57 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Musibah banjir yang melanda Provinsi Kalimantan Selatan sejak sepekan lalu, masih belum surut. Puluhan ribu warga harus meninggalkan rumah demi keselamatan mereka.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel mencatat, banjir kali ini berdampak pada kehidupan 70.000 warga. Rumah mereka digenangi air dengan ketinggian bervariasi.

Salah satu warga yang terdampak banjir Kalsel adalah Ulfa Fauzia (23), warga Desa Pekauman, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar.

Ulfa mengatakan, dia dan keluarganya terpaksa mengungsi ke tempat kerabat mereka sejak Jumat (15/1/2021) karena banjir menggenangi tempat tinggal mereka.

"Parahnya itu, kalau di dalam rumah tinggi airnya sampai paha orang dewasa, di jalan gang sampai pinggang. Kalau di jalan rayanya itu, tergantung tinggi rendahnya jalan raya," kata Ulfa saat dihubungi Kompas.com, Minggu (17/1/2021).

Baca juga: Update Banjir Kalsel, Ratusan Pengungsi Butuh Selimut dan Alas Tidur

Rumah adat Banjar ikut terendam

Ulfa mengatakan, banjir melanda Kalsel kali ini merupakan banjir terparah yang pernah dialami oleh keluarganya.

"Orangtuaku sudah tinggal di rumah ini selama 26 tahun, baru kali ini banjir yang terparah," kata Ulfa.

Selain itu, kata dia, banjir kali ini juga merendam rumah adat Banjar peninggalan keluarga buyutnya.

"Rumah Banjar peninggalan orangtuanya nenek, yang berumur kurang lebih 100 tahun, enggak pernah banjir atau enggak pernah kemasukan air ke rumah, sekarang udah masuk banjirnya ke dalam rumah," ujar dia.

Ulfa menyebutkan, rumah adat Banjar itu sebelumnya pernah terdampak banjir besar yang melanda Kalsel pada 1971, namun saat itu air tidak sampai memasuki rumah.

"Jadi kan banjirnya ini paling parah. Terus banjir di mana-mana, daerah Barabai, Loksado, Pelaihari. Istilahnya itu Kabupaten Banjar terkepung air," kata Ulfa.

Baca juga: Pengungsi Banjir di Martapura, Kalsel: Kami Butuh Pakaian dan Obat-Obatan

Korban banjir butuh sembako

Ulfa mengatakan, saat ini bantuan yang paling dibutuhkan oleh korban banjir Kalsel adalah distribusi sembako, dan juga bantuan evakuasi.

"Untuk kesulitan saat ini mungkin evakuasi para korban banjir masih belum semua terevakuasi, karena masih ada yang bertahan untuk menjaga rumah," kata Ulfa.

"Soalnya banyak kabar beredar, banyak maling berkeliaran waktu malam hari," ujar dia.

Ulfa mengatakan, warga yang masih nekat bertahan di rumah menghadapi risiko besar, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah pinggiran sungai.

"Hanyut itu mungkin, tapi risiko dari hulu yang membawa kayu-kayu bekas keramba itu lebih mengerikan. Bisa merusak rumah warga," kata Ulfa. 

Dia menambahkan, keluarganya cukup beruntung karena bisa mengungsi ke tempat kerabat, dan mendapat bantuan dari mereka.

Selain itu, Ulfa juga mengaku mendapat bantuan konsumsi dari para relawan.

Baca juga: UPDATE Banjir Kalsel: Kebutuhan Mendesak Logistik dan 3.571 Rumah Masih Terendam

Lima orang meninggal dunia

Mengutip Kompas.com, Sabtu (16/1/2021), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, hingga Sabtu (16/1/2021), banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan mengakibatkan 5 orang meninggal dunia.

Sementara itu, sebanyak 27.111 rumah terendam, dan 112.709 warga mengungsi.

Ada 7 kabupaten yang terdampak banjir di Kalimantan Selatan yakni Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kota Tanah Laut.

Selain lima orang meninggal dunia, di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 11.200 warga mengungsi dan 64.400 jiwa terdampak.

Di Kabupaten Banjar terdapat 51.362 orang terdampak dan mengungsi dengan 14.791 rumah terendam banjir.

Sementara itu, di Kabupaten Tanah Laut terdapat 27.024 orang terdampak dan mengungsi dengan 8.249 rumah terendam.

Lalu, di Kabupaten Balangan terdapat 11.816 orang terdampak dan mengungsi dengan 3.571 rumah terendam.

Kabupaten Tapin sebanyak 1.777 warga terdampak dan mengungsi dengan 112 rumah terendam banjir.

Di Kabupaten Banjar Baru terdapat 622 warga terdampak dan mengungsi dengan 296 rumah terendam banjir.

Lalu, di Kabupaten Tabalong terdapat 180 warga terdampak dan mengungsi dengan 92 rumah terendam banjir.

Baca juga: Banjir Kalsel, Simak Analisis BMKG dan Peringatan Cuaca Ekstrem 3 Hari ke Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com