KOMPAS.com - Musibah banjir yang melanda Provinsi Kalimantan Selatan sejak sepekan lalu, masih belum surut. Puluhan ribu warga harus meninggalkan rumah demi keselamatan mereka.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel mencatat, banjir kali ini berdampak pada kehidupan 70.000 warga. Rumah mereka digenangi air dengan ketinggian bervariasi.
Salah satu warga yang terdampak banjir Kalsel adalah Ulfa Fauzia (23), warga Desa Pekauman, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar.
Ulfa mengatakan, dia dan keluarganya terpaksa mengungsi ke tempat kerabat mereka sejak Jumat (15/1/2021) karena banjir menggenangi tempat tinggal mereka.
"Parahnya itu, kalau di dalam rumah tinggi airnya sampai paha orang dewasa, di jalan gang sampai pinggang. Kalau di jalan rayanya itu, tergantung tinggi rendahnya jalan raya," kata Ulfa saat dihubungi Kompas.com, Minggu (17/1/2021).
Baca juga: Update Banjir Kalsel, Ratusan Pengungsi Butuh Selimut dan Alas Tidur
Ulfa mengatakan, banjir melanda Kalsel kali ini merupakan banjir terparah yang pernah dialami oleh keluarganya.
"Orangtuaku sudah tinggal di rumah ini selama 26 tahun, baru kali ini banjir yang terparah," kata Ulfa.
Selain itu, kata dia, banjir kali ini juga merendam rumah adat Banjar peninggalan keluarga buyutnya.
"Rumah Banjar peninggalan orangtuanya nenek, yang berumur kurang lebih 100 tahun, enggak pernah banjir atau enggak pernah kemasukan air ke rumah, sekarang udah masuk banjirnya ke dalam rumah," ujar dia.
Ulfa menyebutkan, rumah adat Banjar itu sebelumnya pernah terdampak banjir besar yang melanda Kalsel pada 1971, namun saat itu air tidak sampai memasuki rumah.
"Jadi kan banjirnya ini paling parah. Terus banjir di mana-mana, daerah Barabai, Loksado, Pelaihari. Istilahnya itu Kabupaten Banjar terkepung air," kata Ulfa.
Baca juga: Pengungsi Banjir di Martapura, Kalsel: Kami Butuh Pakaian dan Obat-Obatan
Ulfa mengatakan, saat ini bantuan yang paling dibutuhkan oleh korban banjir Kalsel adalah distribusi sembako, dan juga bantuan evakuasi.
"Untuk kesulitan saat ini mungkin evakuasi para korban banjir masih belum semua terevakuasi, karena masih ada yang bertahan untuk menjaga rumah," kata Ulfa.
"Soalnya banyak kabar beredar, banyak maling berkeliaran waktu malam hari," ujar dia.
Ulfa mengatakan, warga yang masih nekat bertahan di rumah menghadapi risiko besar, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah pinggiran sungai.