Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Dunia 9 Januari: 89,2 Juta Kasus Infeksi | WHO Desak Negara Kaya Berhenti Borong Vaksin Covid-19

Kompas.com - 09/01/2021, 08:35 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Grafik kasus virus corona secara global masih terus mengalami peningkatan. Hingga Sabtu (9/1/2021) pagi, berdasarkan data Worldometers, total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 89.253.936 kasus.

Dari jumlah itu, sebanyak 1.919.523 orang meninggal dunia, dan 63.933.171 orang dinyatakan pulih.

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus tertinggi sampai saat ini.

Baca juga: [POPULER TREN] Cara Dapatkan Token Listrik Gratis Januari 2021 | Profil Elon Musk, Orang Terkaya di Dunia

Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia:

  1. Amerika Serikat: 22.396.011 kasus, 377.096 orang meninggal dunia, dan 13.211.824 orang pulih
  2. India: 10.432.525 kasus, 150.835 orang meninggal dunia, dan 10.055.922 orang pulih
  3. Brasil: 8.015.920 kasus, 201.542 orang meninggal dunia, dan 7.114.474 orang pulih
  4. Rusia: 3.355.794 kasus, 60.911 orang meninggal dunia, dan 2.731.129 orang pulih
  5. Inggris: 2.957.472 kasus, 79.833 orang meninggal dunia, dan 1.364.821 orang pulih
  6. Perancis: 2.747.135 kasus, 67.431 orang meninggal dunia, dan 201.286 orang pulih
  7. Turki: 2.307.581 kasus, 22.450 orang meninggal dunia, dan 2.182.145 orang pulih
  8. Italia: 2.237.890 kasus, 77.911 orang meninggal dunia, dan 1.589.590 orang pulih
  9. Spanyol: 2.050.360 kasus, dan 51.874 orang meninggal dunia
  10. Jerman: 1.895.081 kasus, 40.401 orang meninggal dunia, dan 1.494.100 orang pulih

Berikut ini beberapa perkembangan terkait pandemi virus corona di sejumlah negara, dilansir dari The Guardian, Jumat (8/1/2021):

WHO

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut, sebagian besar negara berpendapatan rendah dan menengah saat ini masih belum mendapatkan suplai vaksin Covid-19.

"Negara-negara kaya memiliki sebagian besar suplai yang ada," kata Tedros.

Tedros mendesak negara-negara kaya dan produsen vaksin untuk berhenti membuat kesepakatan bilateral, yang dapat merugikan kerja sama berbagi vaksin internasional, COVAX.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kebakaran Bioskop Laurier Palace di Kanada, 78 Anak Tewas

WHO mengatakan, awal pekan ini COVAX telah mengumpulkan dana sebesar 6 miliar dollar AS dari target 7 miliar dollar AS pada 2021.

Dana tersebut disiapkan untuk membantu membiayai penyediaan vaksin Covid-19 ke 92 negara berkembang dengan sarana terbatas, atau negara yang benar-benar tidak mampu membeli vaksin sendiri.

Hingga saat ini, negara-negara kaya seperti Inggris, anggota Uni Eropa, Amerika Serikat, Swiss, dan Israel berada di garis depan antrean pengiriman vaksin dari produsen, termasuk Pfizer dan mitranya BioNTech, Moderna, serta AstraZeneca.

Iran

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, Iran akan melarang vaksin Covid-19 buatan Amerika Serikat dan Inggris untuk memasuki negaranya.

"Mereka sama sekali tidak dapat dipercaya. Bukan tidak mungkin mereka ingin mencemari negara lain," kata Ali Khamenei dalam pidato langsung di televisi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com