Terkait kehilangan yang diikuti dengan kepastian-kepastian, minggu ini akan dinyatakan kepastian-kepastian berikutnya oleh Presiden Jokowi.
Setelah kabinet kehilangan dua menteri karena diduga mencuri uang negara dengan korupsi yaitu Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dan Menteri Sosial Julieri P Batubara, ancaman Presiden Jokowi soal perombakan kabinet akan dinyatakan.
Jika kamu lupa, ancaman perombakan atau reshuffle kabinet disampaikan Presiden Jokowi dalam rapat kabinet di Istana Negara, 18 Juni 2020 dan dipublikasikan pada 28 Juni 2020.
Kejengkelan Presiden Jokowi dengan mandeknya kerja para pembantunya di kabinet nyata betul dalam pidato yang disiarkan untuk publik itu.
Sudah enam bulan berlalu setelah kejengkelan dan kemarahan yang tidak umum itu diketahui publik dan tidak terjadi apa-apa setelahnya.
Publik mungkin juga sudah lupa atau melupaakan drama karena terlatih tidak menaruh harapan pada negara.
Namun, kesempatan itu datang lagi untuk melakukan perombakan besar-besaran kali ini. Dua menteri ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga korupsi.
Jika kesempatan ini tidak diambil juga untuk menunjukkan kepastian-kepastian baru yang bisa dijadikan pijakan publik untuk meletakkan harapan, memang sungguh terlalu.
Harapan itu tidak melulu bisa ditunjukkan dengan mengisi kekosongan menteri yang ditahan KPK karena dugaan korupsi. Kita tahu, partai pendukung yang menterinya ditahan karena korupsi menagih ini dan membuat publik tertawa hahahihi.
Harapan besar akan membuncah misalnya jika sarang korupsi itu dibiarkan atau dibubarkan seperti pernah dilakukan Presiden ke-3 RI KH Aburrahman Wahid atau Gus Dur.
Namun, harapan besar macam ini tampaknya tidak akan dijadikan pilihan. Kekangan oligarki di sekitar kekuasaan dan keharusan bernegosiasi dengan banyaknya kepentingan membuat kekosongan jabatan dijadikan tempat pertukaran.
Namun, Presiden Jokowi bukan tanpa pengalaman merombak kabinet ketika dibutuhkan. Dari pengalaman itu, kita bisa memperkirakan.
Di periode pertama 2014-2019, empat kali Presiden Jokowi merombak kabinetnya yaitu 12 Agustus 2015, 27 Juli 2016, 17 Januari 2018 dan 15 Agustus 2018.
Dua perombakan atau reshuffle pertama dilakukan karena alasan kinerja yang tidak memuaskan. Enam pos menteri dirombak pada 12 Agustus 2015 dan 14 pos menteri dirombak pada 27 Juli 2016.