Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdana, Amerika Serikat Izinkan Obat Antibodi untuk Pasien Covid-19

Kompas.com - 10/11/2020, 18:01 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

Sumber FDA,AP News

KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memberi izin penggunaan darurat pertama untuk obat antibodi yang dianggap dapat membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi virus corona.

Dikutip dari AP, Selasa (10/11/2020), obat antibodi tersebut bernama Bamlanivimab, dibuat perusahaan farmasi Eli Lilly.

Hasil uji coba awal menunjukkan obat tersebut dinilai mampu membersihkan infeksi Covid-19 lebih cepat.

Hal tersebut dinilai dapat mengurangi potensi pasien dengan gejala ringan hingga sedang untuk dirawat di rumah sakit.

FDA mengizinkan penggunaan darurat obat Eli Lilly untuk mempercepat ketersediaan obat eksperimental, dan produk medis lainnya selama terjadinya krisis kesehatan masyarakat.

Baca juga: Setelah Vaksin dan Obat Covid-19 Tersedia, Akankah Semua Kembali Normal?

Dalam kondisi normal, FDA memerlukan "bukti substansial" untuk menunjukkan suatu obat aman dan efektif, melalui satu atau lebih penelitian skala besar yang dikontrol dengan ketat.

Namun selama keadaan darurat, badan tersebut dapat menurunkan standar tersebut, dan hanya mensyaratkan bahwa manfaat potensial pengobatan eksperimental lebih besar daripada risikonya.

Baca juga: Saat Vaksin Corona Pfizer Disebut 90 Persen Efektif untuk Covid-19

Berlaku dalam keadaan darurat

Meski telah mendapatkan persetujuan penggunaan darurat selama pandemi virus corona, namun Eli Lilly masih belum mendapatkan persetujuan penuh untuk penggunaan obat itu.

Untuk mendapatkan persetujuan penuh, Eli Lilly harus mengirimkan penelitian tambahan yang akan memastikan keamanan dan manfaat obat bagi pasien.

Pemerintah AS telah menandatangani perjanjian dengan Eli Lilly untuk membelanjakan 375 juta dollar AS untuk membeli 300.000 botol obat. 

Setiap botol berisi 700 miligram, namun dosis itu terbukti tidak efektif pada hasil awal. Butuh empat kali lipat jumlah itu, yakni 2.800 miligram, agar obat itu menunjukkan efeknya.

Sementara itu, penggunaan obat Eli Lilly diizinkan untuk pasien berusia 12 tahun ke atas yang memiliki berat setidaknya 40 kilogram, dan yang berisiko tinggi menjalani rawat inap.

Termasuk, mereka yang berusia 65 tahun atau lebih, atau yang memiliki kondisi medis kronis tertentu.

Baca juga: Obat Asal Korea Selatan Diklaim Percepat Waktu Pemulihan Pasien Covid-19

Tidak untuk pasien rawat inap

Dilansir dari laman resmi FDA, Senin (9/11/2020), Bamlanivimab tidak diizinkan untuk pasien yang dirawat di rumah sakit atau memerlukan terapi oksigen karena Covid-19.

Hal ini dikarenakan, manfaat pengobatan bamlanivimab belum terlihat pada pasien yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19.

Antibodi monoklonal, seperti bamlanivimab, dapat dikaitkan dengan hasil klinis yang lebih buruk bila diberikan kepada pasien rawat inap dengan Covid-19 yang membutuhkan suplai oksigen tinggi atau ventilasi mekanis.

Antibodi monoklonal adalah protein buatan laboratorium yang meniru kemampuan sistem kekebalan untuk melawan antigen berbahaya seperti virus.

Bamlanivimab adalah antibodi monoklonal yang secara khusus ditujukan untuk melawan lonjakan protein SARS-CoV-2. Obat tersebut dirancang untuk memblokir virus agar tidak masuk ke dalam sel manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com