Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Dunia 8 Oktober: Gali Lubang, Pria Indonesia Kabur dari Karantina di Seoul

Kompas.com - 08/10/2020, 08:06 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

"Kami jarang menerbitkan editorial yang ditandatangani oleh semua editor," kata Dr. Eric Rubin, Pemimpin Redaksi Jurnal Medis dan penulis editorial, seperti dikutip dari CNN.

The New England Journal of Medicine mulai terbit pada tahun 1812.

Hingga saat ini, hanya ada empat editorial yang ditandatangani secara kolektif oleh editornya di masa lalu.

Editorial tersebut, menurut Rubin, telah dirancang sejak Agustus 2020 dengan merinci bagaimana AS memimpin jumlah kasus Covid-19 dan jumlah kematian.

"Siapa pun yang dengan sembrono menyia-nyiakan nyawa dan uang dengan cara ini akan mendapatkonsekuensi hukum. Pemimpin kami sebagian besar telah mengklaim kekebalan atas tindakan mereka. Tapi pemilihan ini memberi kami kekuatan untuk memberikan penilaian," demikian bagian dari isi editorial itu.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Inovio dari Amerika Dihentikan Sementara, Apa Penyebabnya?

WHO

Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak agar orang-orang yang sakit tinggal di rumah.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif untuk Program Kedaruratan Kesehatan  WHO, Dr. Mike Ryan.

“Jika orang-orang yang sakit tetap tinggal di rumah dan kita mendukungnya untuk itu. Jika mereka yang melakukan kontak erat tetap tinggal di rumah, kita mendukungnya untuk melakukan itu. Kita seperti mematahkan punggung penyakit ini,” kata Ryan

“Kami tahu bahwa untuk lockdown yang sangat besar dan berjangka lama bukanlah solusi terbaik,” lanjut dia.

Ia mengatakan, lockdown memiliki konsekuensi dan tidak melakukannya juga bukan berarti tidak memiliki konsekuensi.

Menurut dia, harus ditemukan keseimbangan cara mengatasi Covid-19.

“Hidup tidak pernah seperti itu. Ini bukan biner, benar dan salah, atau kiri dan kanan serta baik dan buruk," kata dia.

Baca juga: Update Covid-19 di Dunia 7 Oktober: 36 Juta Orang Terinfeksi | Perkiraan WHO soal Populasi yang Terpapar

Inggris

Para pengunjuk rasa menggelar aksi menentang aturan pembatasan yang dikeluarkan pemerintah PM Inggris terkait penyebaran Covid-19, di Trafalgar Square di London, Inggris, Sabtu (26/9/2020). Aksi yang diikuti ribuan warga tersebut di antaranya menolak kebijakan lockdown, vaksinasi, dan kewajiban penggunaan masker.AFP/JUSTIN TALLIS Para pengunjuk rasa menggelar aksi menentang aturan pembatasan yang dikeluarkan pemerintah PM Inggris terkait penyebaran Covid-19, di Trafalgar Square di London, Inggris, Sabtu (26/9/2020). Aksi yang diikuti ribuan warga tersebut di antaranya menolak kebijakan lockdown, vaksinasi, dan kewajiban penggunaan masker.
Pemerintah Inggris berencana untuk mengurangi masa karantina mandiri bagi pelancong internasional.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekertaris Transportasi Inggris Grant Shapps.

Saat ini, pendatang dari negara-negara yang diperbolehkan datang ke Inggris, harus melakukan karantina mandiri selama 14 hari.

“Mengikuti kesepakatan dari para ahli medis, kami bergerak maju dengan langkah selanjutnya yakni mengurangi periode karantina perjalanan dan meluncurkan Global Travel Taskforce saat membuka perjalanan internasional dan meningkatkan bisnis,” kata Shapps.

Ia menyebutkan, satgas akan memperbanyak pengujian untuk mengurangi masa isolasi mandiri serta tindakan lain.

Dengan demikian, perjalanan tetap mungkin dilakukan tetapi tingkat virus dapat ditekan

Meski demikian, Shapps belum memberikan detil masa isolasi yang akan dilakukan.

Baca juga: Studi: Kematian akibat Kardiovaskular di Inggris Meningkat Selama Pandemi Corona 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com