Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Panas, Ini Cara Lindungi Kulit Tetap Sehat dan Tidak Kering

Kompas.com - 20/09/2020, 16:15 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Peran tabir surya

Untuk melindungi kulit, slah satu alternatifnya dapat mengaplikasikan produk perawatan kulit yang tepat sepertyi tabir surya.

Pemakaian tabir surya disarankan ketika cuaca panas agar dapat menangkal efek buruk dari sinar matahari.

Dikutip dari Kompas.com, (30/9/2019), tabir surya memiliki dua sifat yang berbeda yakni memblokir sinar (sunblock), dan ada yang memiliki efek sebagian sinar matahari masih bisa menembus (sunscreen).

Staf Pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)/RSUD Prof DR dr Margono Soekardjo, Ismiralda Oke Putranti mengatakan, sublock terditi dari bahan-bahan fisik yang sifatnya memantulkan sinar matahari.

Sedangkan, sunscreen terdiri dari bahan-bahan yang masih memugkinkan sinar matahari menembus kulit dengan cara mengurangi dampak buruknya.

Saat digunakan dalam keseharian, pemakaian sunblock umumnya tidak perlu diulang, sedangkan sunscreen perlu diulang dalam waktu tertentu.

Baca juga: Ketahui Kadar SPF Minimal dalam Tabir Surya

Kadar SPF

Dalam penggunaan tabir surya, produk dengan SPF tinggi cenderung dinilai lebih baik untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet.

Menurut pemberitaan Kompas.com, (17/5/2018), ada empat jenis SPF yang biasa terdapat dalam produk tabir surya.

Jenis pertama, merupakan SPF 6-14 yang memberikan perlindungan rendah.

Kemudian, jenis kedua merupakan SPF 15-29 yang memberikan perlidungan sedang.

Selanjutnya, jenis ketiga yakni SPF 30-50 yang memberi perlindungan tinggi.

Keempat, SPF 50+ yang memberi perlindungan sangat tinggi.

Selain SPF, penting bagi kita untuk memperhatikan tingkat UVA pada tabir surya yang dibeli.

Kandungan SPF melindungi kulit dari UVB. Sementara UVA, menunjukkan sejauh mana sinar ultraviolet matahari diserap oleh krim tersebut.

Untuk pemakaian, kadar SPF 30 menunjukkan kulit akan terlindungi 30 (kadar SPF) x 10 menit, yakni 300 menit atau 5 jam.

Oleh karena itu, kadar SPF 30 dianggap lebih efektif agar kita tidak perlu sering mengulang pengaplikasiannya.

Baca juga: Kapan Indonesia Memasuki Musim Hujan?

(Sumber: Kompas.com, Vina Fadhrotul Mukaromah, Retia Kartika Dewi, Ariska Puspita Anggraini | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary, Lusia Kus Anna)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com