Masih berkaitan dengan nyamuk. Sebuah akun Facebook menarasikan bahwa 750 juta nyamuk hasil rekayasa genetik yang akan disebarkan di AS bertujuan melawan virus corona. Narasi tersebut menyesatkan.
Gambar yang diunggah memang benar, merujuk pada rencana pemerintah Florida, AS, untuk menyebarkan 750 juta nyamuk guna memerangi nyamuk Aedes aegeypti.
Nyamuk aedes ageypti kerap menyebarkan penyakit mematikan bagi manusia, seperti demam berdarah, Zika, chikungunya, dan demam kuning.
Namun, kalimat dalam posting akun itu tidak tepat. Nyamuk yang akan diedarkan bukan untuk melawan virus corona.
Klarifikasi selengkapnya atas informasi ini dapat Anda baca di artikel berikut:
Nyamuk Rekayasa Genetik untuk Melawan Zika
Di media sosial beredar dokumen berlogo World Health Organization (WHO) yang diklaim berisi pernyataan WHO tidak merekomendasikan penggunaan masker selama pandemi Covid-19.
Dokumen berjudul "Covid Peer-Reviewed Research, June 5th, 2020" itu berisi hasil riset ilmiah yang berupaya membuktikan bahwa WHO tidak merekomendasikan penggunaan masker di masa pandemi Covid-19 ini.
Juru Bicara WHO, Margaret Harris, menyatakan bahwa dokumen tersebut bukanlah dokumen WHO. Pada 5 Juni 2020 WHO merekomendasikan agar pemerintah mendorong masyarakat mengenakan masker.
Artikel selengkapnya dapat Anda simak di sini:
[HOAKS] WHO Rekomendasikan Tidak Gunakan Masker
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau Food and Drug Administration (FDA) menegaskan perlu pengujian lanjutan untuk memastikan apakah ivermectin dapat mencegah atau mengobati Covid-19. Ivermectin sendiri sudah disetujui untuk infeksi parasit.
Informasi soal ini dapat Anda simak di artikel berikut:
[HOAKS] Ivermectin Jadi Obat Covid-19
*****
Ikuti pula berbagai informasi yang sudah ditelusuri Cek Fakta Kompas.com pada laman Hoaks atau Fakta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.