Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Vaksin Covid-19 Bikin Mandul hingga Ivermectin Obat Corona

KOMPAS.com - Berbagai informasi yang belum bisa dipastikan kebenarannya beredar di media sosial. Di tengah pandemi virus corona saat ini, banyak pula beredar misinformasi dan disinformasi seputar virus corona.

Ada informasi yang salah, ada pula yang tidak tepat. Dalam sepekan ini, tim Cek Fakta Kompas.com melakukan penelusuran atas informasi-informasi yang beredar di media sosial, terutama berkaitan dengan Covid-19.

Berikut beberapa informasi yang ditelusuri tim Cek Fakta Kompas.com dalam sepekan terakhir:

Hoaks vaksin Covid-19 mengakibatkan kemandulan

Beredar kabar di media sosial yang menyebutkan vaksin untuk Covid-19 dapat mengakibatkan kemandulan. Sebuah akun di Facebook membagikan narasi bahwa vaksin Covid-19 Novack dari China memiliki efek samping mandul.

Juga beredar di media sosial sebuah video yang mengklaim bahwa vaksin untuk Covid-19 mendorong ketidaksuburan.

Dalam catatan Organisasi kesehatan dunia WHO hingga saat ini belum ada satu pun vaksin yang tengah diuji klinis telah disetujui WHO untuk digunakan.

Departemen Mikrobiologi Medis & Penyakit Menular di Universitas Manitoba mengatakan belum ada identifikasi masalah kesehatan yang berkaitan dengan hormon dari uji klinis vaksin Covid-19.

Selengkapnya dapat Anda simak pada artikel berikut:

[HOAKS] Vaksin Covid-19 Mengakibatkan Kemandulan 

Sejumlah akun di media sosial baru-baru ini mempertanyakan apakah benar Covid-19 dapat ditularkan oleh gigitan nyamuk. Darah penderita Covid-19 yang diisap seekor nyamuk mungkin saja dapat ditularkan si nyamuk ke orang lain.

Organisasi kesehatan dunia WHO tegas menyatakan Covid-19 tidak ditularkan lewat nyamuk.

Sebab, virus corona adalah virus pernapasan yang menyebar utamanya lewat tetesan batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi. Bisa juga melalui tetesan air liur atau cairan dari hidung.

Penjelasan lengkap tentang informasi ini dapat Anda simak di sini:

[HOAKS] Gigitan Nyamuk Dapat Menularkan Covid-19 

Klarifikasi: nyamuk rekayasa genetika bukan untuk lawan virus corona

Masih berkaitan dengan nyamuk. Sebuah akun Facebook menarasikan bahwa 750 juta nyamuk hasil rekayasa genetik yang akan disebarkan di AS bertujuan melawan virus corona. Narasi tersebut menyesatkan.

Gambar yang diunggah memang benar, merujuk pada rencana pemerintah Florida, AS, untuk menyebarkan 750 juta nyamuk guna memerangi nyamuk Aedes aegeypti.

Nyamuk aedes ageypti kerap menyebarkan penyakit mematikan bagi manusia, seperti demam berdarah, Zika, chikungunya, dan demam kuning.

Namun, kalimat dalam posting akun itu tidak tepat. Nyamuk yang akan diedarkan bukan untuk melawan virus corona.

Klarifikasi selengkapnya atas informasi ini dapat Anda baca di artikel berikut:

Nyamuk Rekayasa Genetik untuk Melawan Zika 

Dokumen berjudul "Covid Peer-Reviewed Research, June 5th, 2020" itu berisi hasil riset ilmiah yang berupaya membuktikan bahwa WHO tidak merekomendasikan penggunaan masker di masa pandemi Covid-19 ini.

Juru Bicara WHO, Margaret Harris, menyatakan bahwa dokumen tersebut bukanlah dokumen WHO. Pada 5 Juni 2020 WHO merekomendasikan agar pemerintah mendorong masyarakat mengenakan masker.

Artikel selengkapnya dapat Anda simak di sini:

[HOAKS] WHO Rekomendasikan Tidak Gunakan Masker 

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau Food and Drug Administration (FDA) menegaskan perlu pengujian lanjutan untuk memastikan apakah ivermectin dapat mencegah atau mengobati Covid-19. Ivermectin sendiri sudah disetujui untuk infeksi parasit.

Informasi soal ini dapat Anda simak di artikel berikut:
[HOAKS] Ivermectin Jadi Obat Covid-19 

*****

Ikuti pula berbagai informasi yang sudah ditelusuri Cek Fakta Kompas.com pada laman Hoaks atau Fakta.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/30/201754565/cek-fakta-sepekan-hoaks-vaksin-covid-19-bikin-mandul-hingga-ivermectin-obat

Terkini Lainnya

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke