Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Hadapi Babak Baru Pandemi Corona, Bagaimana Situasinya?

Kompas.com - 01/08/2020, 17:28 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah kesuksesan awalnya dalam mengendalikan virus, Jepang kini menghadapi babak berikutnya dari pandemi virus corona.

Sebelumnya, negara ini memperoleh perhatian dunia setelah berhasil mengontrol penyebaran gelombang pertama Covid-19 dengan cara yang disebutnya sebagai "Model Jepang".

Adapun model yang dimaksud adalah melakukan pengujian terbatas, tidak ada penguncian (lockdown), ataupun kebijakan lain yang menutup kegiatan bisnis.

Namun, saat ini, Jepang kembali menghadapi ancaman dari pandemi Covid-19 dengan kasus yang mencapai rekor nasional hari demi hari.

Baca juga: Mengenal Hokkaido, Provinsi Bersalju yang Menjadi Sarang Virus Corona di Jepang

Mengutip Bloomberg, Sabtu (1/8/2020), awalnya infeksi terkonsentrasi di ibu kota, Kemudian, menyebar ke wilayah perkotaan lainnnya.

Sedangkan wilayah-wilayah yang tidak mencatatkan kasus selama berbulan-bulan kini menjadi hotspot baru.

Adapun demografi pasien juga semakin luas hingga orang-orang lanjut usia. Kondisi ini menjadi kekhawatiran tersendiri karena Jepang dikenal sebagai tempat tinggal populasi tertua di dunia.

Baca juga: Vaksin Corona dari Oxford Dinilai Aman, Dijanjikan Siap pada September

Kemungkinan penyebab

Pesepeda di JepangMoreGallery / Shutterstock.com Pesepeda di Jepang

Para ahli mengatakan bahwa fokus Jepang pada sektor ekonomi kemungkinan menjadi penyebab kasus-kasus baru Covid-19 yang kembali dilaporkan.

Kondisi yang dialami Jepang pun berisiko menjadi peringatan bagi negara-negara lain.

Saat Jepang mengumumkan status daruratnya untuk mengontrol gelombang pertama virus corona, mereka tidak memaksa orang-orang untuk tinggal di rumah dan menutup kegiatan bisnisnya.

Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona

Status ini berakhir pada akhir Mei. Pihak berwenang dengan cepat menjalankan pembukaan penuh sebagai upaya memulihkan kondisi ekonomi.

Pada Juni 2020, restoran dan bar telah buka secara penuh. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan sejumlah negara lain seperti Singapura.

"Ini adalah hasil dari pemrioritasan ekonomi oleh pemerintah dengan mengizinkan orang-orang untuk bergerak kembali saat pengontrolan infeksi harusnya dilakukan," kata Profesor Penyakit Menular di Showa University's School of Medicine, Yoshihito Niki.

Baca juga: Mengintip Masker Pintar Buatan Jepang yang Mendukung Panggilan Telepon

Strategi yang tepat

Petugas kesehatan Perfektur Osakan melakukan demo uji reaksi rantai polimerase (PCR) Drive-Through, setelah pemerintah Jepang mengumumkan darurat nasional. Pemerintah meminta aparat setempat untuk memperluas fasilitas pengujian Drive Through dan dokter umum untuk mengumpulkan data, Kamis (23/4/2020).ANTARA FOTO/REUTERS/(The Yomiuri Shimbun)/Naoya Masuda Petugas kesehatan Perfektur Osakan melakukan demo uji reaksi rantai polimerase (PCR) Drive-Through, setelah pemerintah Jepang mengumumkan darurat nasional. Pemerintah meminta aparat setempat untuk memperluas fasilitas pengujian Drive Through dan dokter umum untuk mengumpulkan data, Kamis (23/4/2020).

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Tren
Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Tren
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com