Rahmat menjelaskan ada anggapan di tengah-tengah masyarakat, emak-emak jika tidak melakukan joget TikTok atau hanya berdiam diri di rumah saja justru dipandang klasik dan tertinggal.
"Mereka melakukan ini cenderung menjaga image bahwa menantang hal yang normatif itu lebih penting bagi kaumnya, untuk mencari perhatian (popularitas) di jalan umum yang tidak lazim dilakukan oleh seseorang atau kelompok tertentu," lanjut dia.
Rahmat menambahkan, emak-emak cenderung menjaga image dikarenakan mereka menganggap telah mempertahankan image sebagai pegiat media sosial.
Apabila mereka sudah bisa mempertahankan image sebagai pegiat media sosial, maka dimungkinkan menjadi modal besar untuk mencari keuntungan finansial (motif ekonomi).
Rahmat mengungkapkan, awalnya mereka yang merasa sebagai pegiat media sosial, akan mencari sensasi dengan cara yang sangat dasar (murahan).
Namun, jika sensasi tersebut sukses, maka sensasi tersebut memiliki nilai jual yang tinggi.
Baca juga: Viral, Unggahan Pria di Tegal Suka Ambil Kucing yang Sakit di Jalanan, Simak Cerita Lengkapnya...