Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Tiga Wanita Joget TikTok di Zebra Cross, Fenomena Apa Ini?

KOMPAS.com - Media sosial baru-baru ini tengah dihebohkan dengan adanya aksi nekat tiga wanita yang berjoget TikTok di sebuah zebra cross di lampu merah Kota Mamuju, Sulawesi Barat.

Dalam video tersebut diperlihatkan, tiga wanita itu menari di zebra cross guna menarik perhatian pengendara.

Pihak kepolisian setempat menegaskan aksi tersebut sangat membahayakan dan menggangu kepentingan umum.

Kasat Lantas Polresta Mamuju AKP Kemas Idil Fitri bahkan menganggap joget TikTok di jalan raya tersebut hanya mencari sensai semata.

Sebelumnya, kejadian serupa juga terjadi di Jembatan Suramadu, Surabaya pada Jumat (3/7/2020).

Saat itu, ada tiga emak-emak yang melakukan tarian India di Jembatan Suramadu untuk diunggah dalam aplikasi TikTok.

Lantas, apa yang menjadi penyebab hal tersebut?

Dosen Sosiologi Universitas Hasanudin (Unhas) Makassar, Rahmat Muhammad mengungkapkan fenomena tersebut muncul cenderung untuk menjaga image dan wujud eksistensi mereka.

Wanita atau emak-emak yang melakukan hal berbahaya seperti contoh di atas demi konten merupakan mereka yang telah menganggap bahwa itu merupakan gaya hidup mereka.

"Keselamatan bagi ibu-ibu yang melakukan hal ini dipandang sebagai bagian dari lifestyle, sehingga tidak dikhawatirkan, karena di situlah momen untuk menunjukkan eksistensi dirinya," ujar Rahmat saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/7/2020).

Rahmat menjelaskan ada anggapan di tengah-tengah masyarakat, emak-emak jika tidak melakukan joget TikTok atau hanya berdiam diri di rumah saja justru dipandang klasik dan tertinggal.

"Mereka melakukan ini cenderung menjaga image bahwa menantang hal yang normatif itu lebih penting bagi kaumnya, untuk mencari perhatian (popularitas) di jalan umum yang tidak lazim dilakukan oleh seseorang atau kelompok tertentu," lanjut dia.

Rahmat menambahkan, emak-emak cenderung menjaga image dikarenakan mereka menganggap telah mempertahankan image sebagai pegiat media sosial.

Apabila mereka sudah bisa mempertahankan image sebagai pegiat media sosial, maka dimungkinkan menjadi modal besar untuk mencari keuntungan finansial (motif ekonomi).

Rahmat mengungkapkan, awalnya mereka yang merasa sebagai pegiat media sosial, akan mencari sensasi dengan cara yang sangat dasar (murahan).

Namun, jika sensasi tersebut sukses, maka sensasi tersebut memiliki nilai jual yang tinggi.


Edukasi membuat konten

Selain itu, Rahmat menjelaskan, fenomena ini dapat mereda jika pelaku video TikTok di tempat yang dinilai berbahaya diberikan edukasi bahwa tindakan tersebut di luar kelaziman dan tidak boleh ditiru oleh orang lain.

"Bagi masyarakat umum, kiranya jangan beri ruang apresiasi kepada para pelaku karena hal itu yang membuat para pelaku akan survive dan terus mengulang dengan target mempertahankan popularitas semu," kata dia.

Kemudian, agar tindakan tersebut tidak menjamur ke masyarakat lain, Rahmat berharap penegak hukum, terutama Polri atau Satpol PP harus menindak tegas atas pelanggaran ini.

Sebab, penting menjadi catatan untuk para mereka yang sering berbuat kesalahan yang tidak peduli keselamatan orang lain dan dirinya sendiri.

Oleh karena itu, pelaku butuh untuk diingatkan supaya ada kepastian hukum, karena berbahaya jika hal yang tidak biasa dianggap biasa-biasa saja oleh oknum atau kelompok tertentu tanpa penindakan oleh aparat terkait.

"Pemerintah setempat perlu edukasi untuk menyiapkan sarana bagi ibu-ibu seperti ini supaya tersalur di ruang yang tepat, secara positif hal ini sangat produktif bahkan bisa menjadi ajang apresiasi untuk kategori tertentu dalam lomba yang difasilitasi oleh pemerintah," pungkasnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/16/193500965/ramai-soal-tiga-wanita-joget-tiktok-di-zebra-cross-fenomena-apa-ini-

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke