Menurut dia, keterlibatan tokoh masyarakat sangat diperlukan untuk membangun konstruksi bersama yang sejalan dengan pemerintah.
Jika tidak, tambah dia, akan ada perbedaan antara apa yang dikonstruksi negara dan apa yang dikonstruksi sosial.
Hal itu justru membuat inovasi pemerintah, dalam hal ini rapid test, akan diabaikan oleh masyarakat.
Jika fase pertama tersebut sudah dilakukan dan masyarakat sudah mulai paham dari berbagai sisi, baru kemudian tes itu bisa dilakukan.
"Kalau memang sudah kelihatan penerimaan positif, barulah inovasi itu disebarkan, tapi kalau belum siap dilakukan lagi pembelajaran lagi," kata Drajat.
"Saya yakin itu tidak akan terlalu sulit dibandingkan risiko ketika langsung diterapkan, kemudian terjadi penolakan atau istilahnya penelantaran inovasi sebagai lawan dari adopsi inovasi," tambah dia.
Baca juga: Bupati Sukabumi Akui Ada 3 Pejabat ASN yang Rapid Test-nya Reaktif
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.