Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Kasus Virus Corona di Indonesia Mulai Menurun? Berikut Hasil Hitungan Peneliti

Kompas.com - 13/06/2020, 13:29 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Pada masa yang sama, banyak pemerintah daerah juga fokus untuk memantau pintu-pintu perbatasan guna mencegah terjadinya perpindahan masyarakat dari satu wilayah ke wilayah lain.

Namun, pemda tidak begitu fokus pada interaksi antar-masyarakat yang terjadi di wilayahnya.

Baca juga: Wali Kota Jaksel: Tenant Mal yang Langgar Peraturan PSBB Bisa Ditutup

Simulasi baru

Oleh karena hasil prediksi pada simulasi pertama tidak berjalan sesuai dengan fakta di lapangan sejak pertengahan Mei 2020, maka dibuatlah simulasi baru dengan basis yang sama.

Hanya saja, kali ini peneliti memasikukkan faktor kelonggaran yang diberikan pemerintah dengan pemberlakuan New Normal.

"Kebetulan hari ini memasuki 100 hari penanganan kasus Covid-19, kami menulis beberapa hal terkait revisi penelitian kami sebelumnya disertai hasil simulasi baru. Kami juga menganalisis kenapa terjadi anomali atas penelitian kami," kata Joko dalam pesan singkat kepada Kompas.com.

Dalam simulasi ini, akan ada 3 klasifikasi prediksi: prediksi awal yang meleset di pertengahan jalan, prediksi ketiga diberlakukan new normal dengan pembatasan ketat, dan prediksi terakhir diberlakukan new normal dengan pembatasan sedang.

Baca juga: Mal Kembali Buka 15 Juni, Wali Kota Jaksel: PSBB Belum Selesai, Jangan Hura-hura Dulu

Kurva simulasi kasus Covid-19 di Indonesia dengan beberapa kemungkinan kondisi yang mungkin terjadiJoko Hariyono Kurva simulasi kasus Covid-19 di Indonesia dengan beberapa kemungkinan kondisi yang mungkin terjadi
Dari hasil simulasi, untuk garis bewarna hijau yakni penerapan new normal yang dibarengi dengan kerja keras pemerintah dan tenaga medis (garis hijau), sangat berisiko memperluas penyebaran hingga 225 hari dari kasus pertama (2 Maret) dengan tingkat infeksi di atas 100.000 kasus.

Sementara untuk garis bewarna biru dengan adanya penerapan new normal didampingi agresivitas dan kecepatan yang cukup memadai dari pemerintah berisiko memperluas penyebaran hingga 285 hari dari kasus pertama, dengan tingkat infeksi di atas 200.000 kasus.

Sedangkan penerapan new normal dengan pendampingan pemerintah di tingkat rendah menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia memasuki zona uncertainity, dengan tingkat infeksi yang sangat parah dan periode penyelesaian sulit untuk diukur.

Data yang diacu untuk analisis simulasi kedua ini berasal dari data pemerintah sejak awal kasus di 3 Maret-12 Juni 2020.

 Baca juga: PSBB Transisi, Syarat Keluar Masuk Jakarta Tak Berubah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Banjir Mahakam Ulu Kaltim Terparah dalam Sejarah, BMKG Ungkap Penyebabnya

Banjir Mahakam Ulu Kaltim Terparah dalam Sejarah, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
8 Situasi yang Bisa Membuat Kucing Peliharaan Anda Kesal

8 Situasi yang Bisa Membuat Kucing Peliharaan Anda Kesal

Tren
Ilmuwan Temukan Virus Tertua di Dunia, Berusia 50.000 Tahun yang Berasal dari Manusia Purba

Ilmuwan Temukan Virus Tertua di Dunia, Berusia 50.000 Tahun yang Berasal dari Manusia Purba

Tren
Sosok Dian Andriani Ratna Dewi, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama di TNI AD

Sosok Dian Andriani Ratna Dewi, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama di TNI AD

Tren
Erick Thohir Bertemu KNVB untuk Jalin Kerja Sama, Ini Poin-poin yang Direncanakan

Erick Thohir Bertemu KNVB untuk Jalin Kerja Sama, Ini Poin-poin yang Direncanakan

Tren
Mengenal 'Kidult', Dewasa Muda di Zona Nyaman Masa Kecil

Mengenal "Kidult", Dewasa Muda di Zona Nyaman Masa Kecil

Tren
Revisi UU MK dan Catatan Panjang Pembentukan Undang-Undang 'Kejar Tayang' Era Jokowi

Revisi UU MK dan Catatan Panjang Pembentukan Undang-Undang "Kejar Tayang" Era Jokowi

Tren
Bangsa yang Menua dan Kompleksitas Generasi Muda

Bangsa yang Menua dan Kompleksitas Generasi Muda

Tren
Duet Minions Berakhir Usai Kevin Sanjaya Pensiun, Siapa Penerusnya?

Duet Minions Berakhir Usai Kevin Sanjaya Pensiun, Siapa Penerusnya?

Tren
Google Perkenalkan Produk AI Baru Bernama Project Astra, Apa Itu?

Google Perkenalkan Produk AI Baru Bernama Project Astra, Apa Itu?

Tren
9 Potensi Manfaat Edamame untuk Kesehatan, Termasuk Mengurangi Risiko Diabetes

9 Potensi Manfaat Edamame untuk Kesehatan, Termasuk Mengurangi Risiko Diabetes

Tren
Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Tren
Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Tren
5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

Tren
Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com