Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Kasus Virus Corona di Indonesia Mulai Menurun? Berikut Hasil Hitungan Peneliti

Kompas.com - 13/06/2020, 13:29 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah mulai menerapkan kebijakan new normal saat pandemi virus corona. Sejumlah daerah pun mulai melonggarkan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), seperti DKI Jakarta yang kini memasuki masa transisi PSBB.

Salah satu yang menjadi patokan bagi setiap negara yang akan melakukan transisi, pelonggaran pembatasan, dan skenario new normal harus memperhatikan enam ketentuan yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO

Salah satu ketentuannya adalah penyebaran wabah Covid-19 dapat dikendalikan. Penyebaran wabah bisa dinyatakan telah terkendali jika selama 14 hari terjadi penurunan. 

Lantas, seperti apa kondisi di Indonesia? 

Baca juga: PAD Hilang Rp 18,5 M Selama PSBB, Pemkot Padang Kembali Tarik Pajak pada New Normal

Prediksi awal penelitian

Peneliti dari Pemerintah Provinsi DIY menjelaskan alasan prediksi awal mereka soal Covid-19 di Indonesia melenceng dan tidak sesuai fakta di lapangan hari ini.

Sebelumnya, pada penelitian berjudul "Prediksi Periode Penyebaran Kasus Covid-19 Berbasis Konteks", kurva kumulatif kasus Covid-19 di Indonesia diprediksi terjadi pada pertengahan Mei.

Selanjutnya pandemi ini akan mereda di awal Agustus 2020.

Prediksi yang dibuat sejak awal Maret hingga 30 April 2020 disebutkan memiliki akurasi hingga 95 persen, karena angkanya mendekati angka riil yang disebutkan pemerintah melalui Gugus Tugas setiap hari.

Namun, kondisi di lapangan pada pertengahan Mei justru menunjukkan fakta yang sebaliknya. Peningkatan kasus terjadi begitu tinggi, jauh melampaui angka yang telah diprediksi sebelumnya.

Rata-rata sebelumnya di angka 300-400 kasus per hari. Namun, pada pekan kedua Mei, jumlah kasus harian ada di rentang 600-700 kasus.

Baca juga: Masih Zona Kuning, PSBB Proporsional Kota Bandung Berlanjut

Jumlah kasus meningkat

Kemudian, jumlah kasus positif virus corona terus menunjukkan peningkatan pada 9 dan 10 Juni lalu. Pemerintah mengumumkan, dalam satu harinya terdapat lebih dari 1.000 kasus baru terkonfirmasi Covid-19.

Peneliti dari Pemprov DIY, Joko Hariyono, menyebutkan, faktor yang membuat kurva semakin meningkat adalah masyarakat yang kembali melakukan aktivitasnya secara normal dan tidak menaati imbauan pemerintah.

Hal itu disebutkan Joko dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/6/2020). "Imbauan protokol kesehehatan dari Pemerintah tidak sepenuhnya dijalankan secara konsisten oleh sebagian masyarakat," kata Joko.

Peningkatan aktivitas yang disebut kontraproduktif dengan upaya yang sudah diusahakan sejak awal pandemi terjadi ketika memasuki awal bulan Ramadhan.

Baca juga: Selama PSBB, ASN Pemkot Ambon yang Tinggal di Luar Kota Kerja dari Rumah

Banyak masyarakat yang tidak memperhatikan protokol kesehatan saat membeli santapan berbuka puasa, berbelanja ke pasar, mengantre bantuan sembako, tetap menjalankan ibadah secara bersama-sama, dan sebagainya.

"Momen ini berlangsung hampir di sepanjang Ramadhan, akhir April-akhir Mei 2020 dan diikuti dengan hari raya Idul Fitri pada akhir Mei 2020," jelas Joko.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com