Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Clindamycin Phosphate Disebut Ampuh Obati Jerawat, Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 12/06/2020, 17:45 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

"Semua antibiotik adalah obat keras golongan G ini, termasuk klindamisin, baik secara diminum maupun dioleskan," ujar Dedi.

Baca juga: Muncul Bulu Halus di Wajah, Amankah jika Dicukur?

Tretinoin

Sementara itu, Dedi menjelaskan, Tretinoin merupakan turunan vitamin A yang tergolong dalam salah satu obat jerawat.

Untuk pemberiannya, obat tersebut harus berdasarkan anjuran dokter dan di bawah pengawasan dokter.

Hal ini dikarenakan adanya efek samping iritasi dan tidak boleh digunakan pada pasien yang sedang dalam masa kehamilan.

"Produk-produk yang bisa didapatkan yang dijual bebas sebaiknya harus ada izin edar dari BPOM ya, kalau di Indonesia. Sementara, tahapan dalam pengobatan jerawat ada dua yakni pengobatan dan perawatan," katanya lagi.

Baca juga: Vitamin D untuk Obat Corona, Bagaimana Penjelasannya?

Logo K merah

Menanggapi adanya logo K merah pada unggahan di media sosial, Dedi menjelaskan bahwa logo tersebut berarti obat keras.

Menurutnya, jika suatu obat atau produk bertanda logo K merah, maka obat tersebut tergolong obat keras atau berbahaya di mana memiliki dosis tertentu yang jika digunakan tidak tepat atau berlebihan akan menimbulkan masalah kesehatan.

Sebaliknya, jika obat tersebut digunakan kurang dari dosis yang dianjurkan juga akan menimbulkan masalah.

Menilik adanya logo ini pada produk berkandungan klindamisin, Dedi mengatakan, produk tersebut akan menyebabkan jerawat susah diobati.

"Dalam hal ini seperti klindamisin topikal atau oles, sudah pernah dilaporkan penelitian kejadian resistensi terhadap penggunaan klindamisin pada jerawat," ujar Dedi.

"Artinya, jerawat akan lebih susah diobati lagi dengan penggunaan klindamisin. Oleh karena itu, sebaiknya penggunaan klindamisin untuk jerawat harus hati-hati dan di bawah pengawasan dokter spesialis kulit," lanjut dia.

Baca juga: Muncul Bulu Halus di Wajah, Amankah jika Dicukur?

Pengobatan jerawat

Selain itu, Dedi juga mengimbau kepada masyarakat terkait pengobatan dalam menangani jerawat.

Ia menyampaikan, untuk pengobatan jerawat sebaiknya ke dokter spesialis kulit, untuk perawatan boleh dilakukan sendiri atau dengan pengawasan juga diperbolehkan.

"Karena sejatinya ketika orang sudah kena jerawat itu tetap butuh dirawat. Sebab, penyebab jerawat itu multifaktorial seperti hormon, peradangan, genetik, makanan, kebiasaan sehari-hari, dan lainnya," ujar pemilik Vivaldy Clinic ini.

Kemudian, dalam penggunaan skincare rutin harus sesuai dengan jenis kulit, terutama untuk mengontrol jerawatnya.

"Jangan lupa terapkan pola hidup sehat, tidak merokok dan minum alkohol, serta istirahat yang cukup dan olahraga yang rutin," limbuhnya.

Baca juga: Bersihkan Wajah, Pilih Astringent atau Toner? Ketahui Kandungannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com