Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kematian karena Covid-19 Melebihi 400.000 Orang, Pukulan Berat bagi Banyak Negara

Kompas.com - 08/06/2020, 06:58 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Angka kematian di dunia akibat virus corona bertambah setiap harinya.

Hingga Minggu, (7/6/2020) malam, korban meninggal dunia karena Covid-19 melebihi angka 400.000 orang di seluruh dunia dengan kematian tercatat meningkat di Amerika Latin.

Data real time John Hopkins University, ada 400.243 kasus kematian pasien virus corona di dunia.

Dari jumlah kematian tersebut, negara yang menduduki lima besar angka kematian yakni AS, Inggris, Brazil, Italia, dan Perancis.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, AS adalah negara dengan angka kematian tertinggi dengan hampir 100.000 kematian dan 1,9 juta kasus infeksi virus corona.

Sementara, menurut situs real time kasus virus corona, Worldometers, angka kematian global akibat Covid-19 sebanyak 402.787.

Jumlah total kematian diyakini lebih tinggi dari angka yang dilaporkan secara resmi.

Sebab, banyak negara kekurangan ketersediaan alat untuk menguji semua korban.

Pukulan bagi banyak negara

Situasi yang muncul sebagai dampak wabah virus corona menjadi pukulan berat bagi banyak negara, setelah lebih dari 5 bulan virus ini menyebar.

Kondisi yang terjadi saat ini dinilai merupakan krisis kesehatan terburuk dalam lebih dari satu abad yang telah menyebabkan ekonomi global jatuh.

Presiden Brazil Jair Bolsonaro mengancam untuk menarik diri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti yang dilakukan AS.

Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), Brazil memiliki angka kematian tertinggi ketiga di dunia.

Korban tewas Brazil melebihi 35.000 orang ketika Bolsonaro mengungkapkan kritik terhadap WHO oleh Trump, yang mengatakan AS akan menggemparkan organisasi tersebut karena dianggap terlalu dekat dengan China.

Apa yang dilakukan Bolsonaro ini merupakan refleksi dari mereka yang berpendapat bahwa kerusakan akibat penguncian ekonomi lebih buruk daripada virus itu sendiri.

Di AS, puluhan juta pekerja terimbas dampak virus corona.

Namun, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan, ekonomi bangkit kembali.

"Kami memiliki ekonomi terbesar dalam sejarah dunia. Dan dengan kekuatan itu mari kita melewati pandemi yang mengerikan ini. Sebagian besar sudah terlalui, saya pikir kita akan baik-baik saja," ujar Trump kepada wartawan.

Sementara itu, Uni Eropa menyebutkan, akan membuka kembali perbatasan bagi para pelancong dari luar kawasan pada awal Juli 2020, setelah beberapa negara di kawasan itu dibuka kembali untuk pengunjung Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Ikut Hari Sejuta Kiblat Kemenag Sore Ini, Ada Hadiah Rp 20 Juta

Cara Ikut Hari Sejuta Kiblat Kemenag Sore Ini, Ada Hadiah Rp 20 Juta

Tren
Perubahan Iklim Disebut Jadi Penyebab Qatar Airways Alami Turbulensi Hebat

Perubahan Iklim Disebut Jadi Penyebab Qatar Airways Alami Turbulensi Hebat

Tren
5 Poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Kritik Pemilu dan Peluang Puan Jadi Ketum PDI-P

5 Poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Kritik Pemilu dan Peluang Puan Jadi Ketum PDI-P

Tren
Mengaku Tidak Bunuh Vina, Pegi Tetap Terancam Hukuman Mati

Mengaku Tidak Bunuh Vina, Pegi Tetap Terancam Hukuman Mati

Tren
Kronologi Penangkapan DPO Caleg PKS di Aceh Tamiang, Diamankan Saat Belanja Pakaian

Kronologi Penangkapan DPO Caleg PKS di Aceh Tamiang, Diamankan Saat Belanja Pakaian

Tren
Cara Meluruskan Arah Kiblat Saat Matahari di Atas Kabah Hari Ini

Cara Meluruskan Arah Kiblat Saat Matahari di Atas Kabah Hari Ini

Tren
18 Tahun Silam Yogyakarta Diguncang Gempa M 5,9, Ribuan Orang Meninggal Dunia

18 Tahun Silam Yogyakarta Diguncang Gempa M 5,9, Ribuan Orang Meninggal Dunia

Tren
Apa yang Terjadi jika Tidak Membayar Denda Tilang Elektronik?

Apa yang Terjadi jika Tidak Membayar Denda Tilang Elektronik?

Tren
4 Pilihan Ikan Tinggi Seng, Bantu Cegah Infeksi Penyakit

4 Pilihan Ikan Tinggi Seng, Bantu Cegah Infeksi Penyakit

Tren
5 Update Pembunuhan Vina: Pegi Bantah Jadi Pelaku dan Respons Keluarga

5 Update Pembunuhan Vina: Pegi Bantah Jadi Pelaku dan Respons Keluarga

Tren
Batas Usia Pensiun Karyawan Swasta untuk Hitung Uang Pesangon Pensiunan

Batas Usia Pensiun Karyawan Swasta untuk Hitung Uang Pesangon Pensiunan

Tren
Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tren
Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Tren
Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com