Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes Antibodi Virus Corona, Apa Manfaat dan Kelemahannya?

Kompas.com - 12/05/2020, 13:28 WIB
Nur Rohmi Aida,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Sejauh ini, sebagian besar tes antibodi menargetkan lonjakan protein virus yang memiliki peran masuk ke dalam tubuh inang. Protein tersebut juga merupakan bagian utama dari virus yang memunculkan respons antibodi.

Lonjakan struktur asam amino protein 60 persennya tumpang tindih dengan empat virus corona musiman yang beredar pada tubuh manusia.

Inilah yang kemudian membuat tes antibodi perlu dilakukan verifikasi. Secara ideal spesifitas tes harus mendekati 100 persen.

Para ilmuan melakukan tes alat-alat antibodi dengan memeriksa sensitivitasnya dengan melakukan identifikasi pada orang yang benar-benar pernah terkonfirmasi positif dalam beberapa bulan terakhir.

Bahkan untuk menilai keakuratan diperlukan sampel orang-orang yang parah. Verifikasi semacam itu membutuhkan waktu. Padahal, saat ini tengah dihadapkan pada konsekuensi risiko ekonomi akibat diperpanjangnya sejumlah pembatasan negara.

Baca juga: Update Corona di NTT: Tambah 3 Kasus Positif, 1 Kasus Transmisi Lokal Pertama

Pemerintah Inggris meminta masyarakat umum melakukan tes kit jari sendiri untuk tes antibodi dengan jalan membeli sendiri di Amazon atau Boots.

Akan tetapi rencana yang sempat heboh itu terhenti lantaran adanya temuan tes antibodi 4 m yang dibeli dari China ditemukan ilmuan Universitas Oxford memiliki sensitifitas dan spesifitas yang tidak baik untuk digunakan secaa masal.

Sementara itu, Perusahaan Roche dan Quotient pekan lalu telah menjalin persetujuan dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk menghasilkan tes antibodi dengan sensitivitas 100 persen dan spesifitas 98 perse. 

sayangnya, kedua tes ini membutuhkan sampel darah yang harus diambil di bawah pengawasan medis.

Baca juga: DPR Papua Dukung Usulan Operasional Freeport Dihentikan Sementara karena Corona

Manfaat tes antibodi

 

Tujuan tes antibodi adalah melakukan serosurveillance atau menguji sampel populasi untuk mendapatkan indikasi seberapa banyak infeksi Covid-19 termasuk pada mereka yang menunjukkan gejala atau tidak.

Hal ini berbeda dengan penggunaan PCR sebagai tes diagnostik oleh NHS untuk mendeteksi virus saat ia ada dalam tubuh seseorang. 

Tes antibodi akan mencari protein berbentuk Y yang diproduksi tubuh sebagai respon atas infeksi yang tertinggal dalam darah selama pemulihan.

Harapan sebenarnya, tes ini membantu pembuat kebijakan mendapatkan permodelan yang akurat mengenai seberapa jauh epidemi telah menyebar dan tahu jumlah infeksi yang sebenarnya.

Baca juga: Swasta Peduli Bantu Pemerintah Tangani Corona, Simak Tiga Syarat Ini

Mendapatkan data antibodi yang akurat nantinya juga menjadi penting bagi pembuat vaksin dalam memverifikasi apakah produk berfungsi sebagaimana mestinya.

Hasil dari serosurveys juga akan membantu memberikan informasi apakah mereka yang terpapar Covid-19 akan mendapatkan kekebalan.

Ini diharapkan juga dapat membantu menjawab pertanyaan para peneliti apakah kematian yang berbeda di tiap negara berkaitan dengan populasi tertentu yang mana di masa lalu pernah mendapat paparan yang lebih besar.

Karena itulah untuk mengumpulkan informasi semacam itu diperlukan tes antibodi yang andal.

Baca juga: Tambah 1 Kasus, Total 9 Tenaga Kesehatan Positif Corona di Malang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com