Dicky menyebut, salah satu data yang tak lengkap adalah data tes dari pemerintah. Sehingga data tes yang tidak proporsonal tersebut mempengaruhi akurasi pemodelan Covid-19.
Tanpa adanya kurva tersebut, dia menilai puncak penularan Covid-19 di Indonesia juga akan sulit untuk diprediksi.
Sementara menurutnya, penularan virus corona di Indonesia belum mencapai pada puncaknya.
Baca juga: Data Corona Indonesia Minim, Epidemiolog: Seperti Perang tapi Pakai Peta Negara Lain
Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebut, laju kasus virus corona di Indonesia mengalami penurunan hingga 11 persen.
Klaim itu pun dipertanyakan banyak pihak mengingat Indonesia belum memiliki kurva yang sesuai dengan standar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.