Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencarian Vaksin Covid-19 di China, antara Menebus Kesalahan dan Masa Kelam...

Kompas.com - 10/05/2020, 10:34 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Uji coba vaksin virus corona sedang berlangsung di seluruh dunia. Tapi China berharap itu bisa menjadi penebusan baginya.

Ada lebih dari 100 upaya vaksin Covid-19 di seluruh dunia tetapi sejauh ini, hanya delapan yang telah pindah ke tahap uji klinis.

Lima di antaranya melibatkan perusahaan China atau lembaga penelitian pemerintah.

Baca juga: [POPULER TREN] Viral Video Diklaim Meteor Jatuh di Indonesia | 5 Gejala Tak Biasa Pasien Covid-19

Sebanyak 5 dari 8 percobaan manusia untuk menemukan vaksin Covid-19 ada di China.

Uji coba vaksin pada manusia pertama kali diadakan di sebuah pusat medis di timur kota Xuzhou. Itu melibatkan beberapa lusin orang dewasa yang sehat.

Perusahaan swasta China yang didukung pemerintah, Sinovac Biotech, ikut mengembangkan vaksin untuk Covid-19.

Selain itu ada perusahaan CanSino Biological Institute yang sudah masuk tahap kedua.

Baca juga: Peringatan WHO, Infeksi Covid-19 untuk Kedua Kalinya dan Sistem Kekebalan Tubuh...

Disebut penebusan

Ilustrasi vaksin kanker serviks Ilustrasi vaksin kanker serviks

Meskipun tidak ada jaminan bahwa vaksin apa pun akan berhasil dikembangkan, akan sangat penting bagi Pemerintah China jika perusahaan domestik menang.

China dikenal sebagai tempat ditemukannya virus Covid-19 dan dinilai telah menutupi tingkat keparahan virus pada awalnya.

Langkah-langkah ketat China telah berhasil menahan virus di dalam negeri.

Meski begitu banyak negara mendukung Australia untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Bahkan beberapa politisi AS mendorong untuk kompensasi.

Beberapa ilmuwan China telah membuat prediksi optimistis tentang jangka waktu pandemi, yakni satu atau dua tahun. Mereka yang bekerja membuat vaksin lebih berhati-hati.

"Saya tidak tahu seberapa cepat kita bisa tetapi dibandingkan dengan proses normal, kita lebih cepat," kata Direktur Senior Bisnis Luar Negeri untuk Sinovac Meng Weining, dikutip ABC, Jumat (8/5/2020).

Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona

Masa kelam

Polisi China mengawasi warga yang keluar masuk saat aturan karantina diterapkan.BBC Indonesia Polisi China mengawasi warga yang keluar masuk saat aturan karantina diterapkan.

Tapi, China punya sejarah kelam soal vaksin. Pada 2018, skandal besar meletus.

Saat itu lebih dari 200.000 anak diberi vaksin difteri, tetanus, dan batuk rejan (pertusis) yang rusak.

Hal itu dilakukan pabrik Changchun Changsheng biotech. Pabrik itu juga pernah dihukum karena memalsukan catatan produksi dan inspeksi untuk vaksin rabies.

Institut Produk Biologi Wuhan adalah salah satu lembaga penelitian yang sekarang terlibat dalam uji klinis Covid-19.

Pada 2016 lembaga itu pernah dihukum karena pelanggaran produksi vaksin DPT.

Saat itu vaksin mengakibatkan anak-anak di 2 provinsi harus diinokulasi ulang.

Baca juga: Jumlah Kasus Corona di AS Terbanyak di Dunia Melebihi China

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Penggunaan Masker Kain

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com