Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susi Sebut soal Kasus Benjina, Seperti Apa Kekejaman Perbudakan di Masa Itu?

Kompas.com - 07/05/2020, 20:25 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Hampir semua mengatakan mereka ditendang, dicambuk dengan ekor ikan pari beracun atau dipukuli jika mereka mengeluh atau mencoba beristirahat.

Dalam kasus terburuk, banyak orang melaporkan cacat hingga kematian di atas kapal. Mereka dibayar sedikit, bahkan ada yang tidak dibayar.

Agen perekrut para budak sangat kejam, mereka merekrut anak-anak dan orang cacat. Bahkan rela berbohong tentang upah hingga membius dan menculik migran.

Para budak yang diwawancarai AP tak tahu ke mana ikan tangkapan mereka dijual. Mereka hanya tahu bahwa itu sangat berharga, mereka tidak diizinkan memakannya.

Tapi berdasarkan penelusuran AP, ikan-ikan itu dapat berakhir di toko-toko kelontong utama Amerika seperti Kroger, Albertsons dan Safeway, Wal Mart, Sysco, Fancy Feast, Meow Mix dan Iams.

AS menganggap Thailand sebagai salah satu pemasok utama makanan lautnya, dan membeli sekitar 20 persen dari ekspor tahunan negara itu sebesar 7 miliar dolar AS di industri.

Baca juga: Saat Jonan, Susi Pudjiastuti hingga Rudiantara Masuk Bursa Bos BUMN...

Terdampar hingga meninggal

Di dermaga di Benjina, banyak budak diturunkan dari kapal tanpa bekal. Mereka akhirnya terlantar di pulau berhutan lebat.

Para budak itu makan dan minum dari air hujan, hidup dalam ketakutan akan penangkap budak yang disewa.

Tak jauh dari pantai dengan karang tajam, ada sebuah kuburan nelayan. Para budak yang meninggal dimakamkan dengan nama Thailand palsu yang diberikan saat ditipu atau dijual ke pemilik kapal.

Kuburan itu menampung lebih dari 60 nisan yang tertutup rerumputan tinggi.

Penanda sederhana dibuat dari spidol kayu kecil dilabeli dengan rapi. Hanya teman-teman mereka yang ingat di mana mereka dibaringkan.

Di masa lalu, mantan budak Hla Phyo mengatakan, pengawas di kapal hanya melemparkan mayat ke laut untuk dimakan oleh hiu.

Tetapi kemudian pihak berwenang dan perusahaan-perusahaan mulai menuntut agar setiap orang bertanggung jawab atas daftar orang sekembalinya mereka berlayar.

Lalu para kapten mulai menyimpan mayat di samping ikan dalam freezer kapal sampai mereka tiba kembali di Benjina.

Baca juga: Beda Kebijakan Edhy Prabowo dengan Susi Pudjiastuti...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaran Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaran Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com