Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Susi Sebut soal Kasus Benjina, Seperti Apa Kekejaman Perbudakan di Masa Itu?

KOMPAS.com - Sebuah video yang menceritakan soal dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang bekerja di kapal China viral.

Hal itu menjadi perbincangan setelah seorang Youtuber Korea Selatan Jang Hansol mengunggah video pemberitaan MBC tentang pengakuan ABK yang jadi korban.

Disebutkan para Anak Buah Kapal (ABK) itu dipekerjakan hingga 18 jam. Bahkan bisa berdiri selama 30 jam dengan 6 jam istirahat.

Banyak dari mereka yang sakit hingga meninggal dunia. Lalu jasadnya dilarung ke laut.

Bukan pertama kali kasus perbudakan di atas kapal terjadi di Indonesia.

Indonesia pernah menjadi mimpi buruk bagi dunia ketika kasus perbudakan ABK di Benjina terungkap ke publik.

Menteri dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019 Susi Pudjiastuti menyinggung kasus Benjina saat membicarakan video yang viral belakangan ini.

Ratusan ABK menjadi korban perbudakan. Mereka di antaranya berasal dari Thailand, Laos, Kamboja, Myanmar.

Mereka dibawa ke Indonesia melalui Thailand dan dipaksa untuk menangkap ikan, seperti cumi-cumi, udang, kakap, kerapu dan ikan lainnya..

Hasil tangkapan mereka kemudian dikirim kembali ke Thailand, memasuki arus perdagangan global.

Laut Arafura menyediakan beberapa tempat penangkapan ikan terkaya dan paling beragam di dunia. Penuh dengan makarel, tuna, cumi-cumi, dan banyak spesies lainnya.

Salah seorang ABK mengaku diperlakukan tak manusiawi, antara lain dipaksa bekerja 20-22 jam per hari, dikurung, dan disiksa.

Associated Press menurunkan laporan investigasi pada 25 Maret 2015. Menurut para ABK atau para budak, para kapten di kapal penangkap ikan memaksa mereka untuk minum air yang tidak bersih.

Hampir semua mengatakan mereka ditendang, dicambuk dengan ekor ikan pari beracun atau dipukuli jika mereka mengeluh atau mencoba beristirahat.

Dalam kasus terburuk, banyak orang melaporkan cacat hingga kematian di atas kapal. Mereka dibayar sedikit, bahkan ada yang tidak dibayar.

Agen perekrut para budak sangat kejam, mereka merekrut anak-anak dan orang cacat. Bahkan rela berbohong tentang upah hingga membius dan menculik migran.

Para budak yang diwawancarai AP tak tahu ke mana ikan tangkapan mereka dijual. Mereka hanya tahu bahwa itu sangat berharga, mereka tidak diizinkan memakannya.

Tapi berdasarkan penelusuran AP, ikan-ikan itu dapat berakhir di toko-toko kelontong utama Amerika seperti Kroger, Albertsons dan Safeway, Wal Mart, Sysco, Fancy Feast, Meow Mix dan Iams.

AS menganggap Thailand sebagai salah satu pemasok utama makanan lautnya, dan membeli sekitar 20 persen dari ekspor tahunan negara itu sebesar 7 miliar dolar AS di industri.

Di dermaga di Benjina, banyak budak diturunkan dari kapal tanpa bekal. Mereka akhirnya terlantar di pulau berhutan lebat.

Para budak itu makan dan minum dari air hujan, hidup dalam ketakutan akan penangkap budak yang disewa.

Tak jauh dari pantai dengan karang tajam, ada sebuah kuburan nelayan. Para budak yang meninggal dimakamkan dengan nama Thailand palsu yang diberikan saat ditipu atau dijual ke pemilik kapal.

Kuburan itu menampung lebih dari 60 nisan yang tertutup rerumputan tinggi.

Penanda sederhana dibuat dari spidol kayu kecil dilabeli dengan rapi. Hanya teman-teman mereka yang ingat di mana mereka dibaringkan.

Di masa lalu, mantan budak Hla Phyo mengatakan, pengawas di kapal hanya melemparkan mayat ke laut untuk dimakan oleh hiu.

Tetapi kemudian pihak berwenang dan perusahaan-perusahaan mulai menuntut agar setiap orang bertanggung jawab atas daftar orang sekembalinya mereka berlayar.

Lalu para kapten mulai menyimpan mayat di samping ikan dalam freezer kapal sampai mereka tiba kembali di Benjina.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/07/202500565/susi-sebut-soal-kasus-benjina-seperti-apa-kekejaman-perbudakan-di-masa-itu

Terkini Lainnya

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke