Balcueva adalah salah satu dari 103 pasien coronavirus di “klaster bar dan band” yang mengejutkan kota sebagai wabah kelompok terbesar hingga saat ini.
Jauh melampaui klaster aula ibadah budha di North Point, atau sekelompok 15 orang yang menghadiri pesta pernikahan di Pulau Lantau, dan 13 lainnya yang berkumpul untuk makana malam di Kwun Tong.
Pasien pertama di bar cluster muncul pada 18 Maret, dan yang terakhir hampir sebulan kemudian pada 13 April.
Infeksi dimulai dengan pelanggan dan pekerja di sejumlah bar dan pub di distrik kehidupan malam Lan Kwai Fong, Wan Chai dan Tsim Sha Tsui.
Baca juga: Kajian UGM, 3 Klaster Besar Penularan Corona di Yogyakarta dari Kegiatan Keagamaan
Infeksi kemudian menyebar ke kontak dekat mereka dan anggota keluarga, termasuk bayi berusia enam minggu, pasien lokal termuda yang dicatat, yang diyakini telah tertular virus melalui orang yang terinfeksi dari cluster.
Hong Kong menutup bar, pub, dan klub malam pada 3 April setelah gelombang infeksi terkait.
Kota itu tidak mencatat kasus baru pada hari Sabtu, dengan total penghitungan di 1.039 dan empat kematian.
Balcueva telah tampil di Insomnia, Center Stage, Dusk hingga Dawn dan All Night Long - semua terkait dengan bar cluster - tetapi mengatakan dia masih tidak yakin di mana dia terinfeksi.
“Saya memakai masker setiap hari bahkan ketika saya pergi ke pasar atau berjalan-jalan. Saya memakai masker di bar sampai saya tampil karena sulit untuk bernyanyi dengan masker," kata dia.
Balcueva juga makan bersama teman-teman bandnya di dapur bar sebelum mereka naik ke panggung. Anggota lain dalam kelompok enam orangnya juga terinfeksi.
Balcueva mengatakan dia tahu risikonya, karena di bar ada banyak orang di "lingkungan gelap", tetapi mengatakan dia harus berjuang untuk menghasilkan 9.000 dollar Hongkong per bulan.
"Saya juga memiliki hasrat untuk bermain musik," ungkap dia.
Baca juga: Pasien Sembuh Covid-19 di Korsel Kembali Dites Positif, Ternyata Ini Penjelasannya...
Sembuh setelah 13 hari
Balcueva dipulangkan pada 6 April setelah terapi koktail obat-obatan membantu memperbaiki kondisinya, tetapi dia masih harus kembali ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Untungnya, dia merasa fungsi paru-parunya telah kembali normal, dan dia bisa berjalan menaiki tangga tanpa kesulitan untuk mengatur napas.
Dia mengaku sangat berterima kasih kepada para dokter dan perawat yang merawatnya di Rumah Sakit Ruttonjee.
“Saya bahkan bukan warga negara Hong Kong. Mereka benar-benar menyelamatkan hidup saya, saya sangat berterima kasih," tutur dia.
Dia mengatakan dia mungkin masih kembali tampil ketika bar dibuka kembali untuk mencari nafkah.
“Tapi untuk sekarang, ulang tahunku bulan depan, dan aku harus merayakan kehidupan kedua yang diberikan padaku. Saya merasa sangat diberkati," ungkapnya.
Baca juga: Kisah Saudara Kembar Asal Inggris yang Meninggal Akibat Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.