Selalu ingat putrinya
Selama beberapa hari, Balcueva hanya minum air dan makan biskuit karena kesulitan bernafas dan menelan.
Dia mengatakan apa yang membuatnya berusaha bertahan hidup adalah putrinya yang berusia delapan tahun di Filipina.
“Setiap hari saya mencoba memanggilnya menggunakan FaceTime. Saya mengatakan kepadanya, 'jangan khawatir, saya akan pulih'. Karena menjadi ayah berarti tidak membiarkan anakmu khawatir,” tutur dia.
Terinfeksi di bar
Balcueva adalah salah satu dari 103 pasien coronavirus di “klaster bar dan band” yang mengejutkan kota sebagai wabah kelompok terbesar hingga saat ini.
Jauh melampaui klaster aula ibadah budha di North Point, atau sekelompok 15 orang yang menghadiri pesta pernikahan di Pulau Lantau, dan 13 lainnya yang berkumpul untuk makana malam di Kwun Tong.
Pasien pertama di bar cluster muncul pada 18 Maret, dan yang terakhir hampir sebulan kemudian pada 13 April.
Infeksi dimulai dengan pelanggan dan pekerja di sejumlah bar dan pub di distrik kehidupan malam Lan Kwai Fong, Wan Chai dan Tsim Sha Tsui.
Baca juga: Kajian UGM, 3 Klaster Besar Penularan Corona di Yogyakarta dari Kegiatan Keagamaan
Infeksi kemudian menyebar ke kontak dekat mereka dan anggota keluarga, termasuk bayi berusia enam minggu, pasien lokal termuda yang dicatat, yang diyakini telah tertular virus melalui orang yang terinfeksi dari cluster.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan