Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virgin Australia, Maskapai Penerbangan yang Bangkrut Terhantam Virus Corona

Kompas.com - 21/04/2020, 17:27 WIB
Virdita Rizki Ratriani

Penulis

KOMPAS.com - Wabah virus corona memberikan dampak terhadap sejumlah aspek ekonomi, salah satunya maskapai penerbangan. 

Virgin Australia Holdings menjadi maskapai penerbangan pertama di Asia yang bangkrut karena wabah ke virus corona.

Maskapai penerbangan yang sebesar 20 persen sahamnya dimiliki oleh Singapore Airlines (SIA) ini hampir semua pendapatan perusahaan tergerus dan dibebani utang karena wabah Covid-19

Baca juga: Travel Agent Minta Maskapai Bayar Uang Refund Tiket Tunai dan Kembalikan Top Up Deposit

Melansir Strait Times, Selasa (21/4/2020), Administrator di Deloitte akan mengambil alih maskapai yang berbasis di Brisbane, Australia tersebut. 

Mereka akan berusaha untuk mendatangkan investor baru, mengatur kembali pinjaman atau menemukan pembeli untuk menyelamatkan bisnis Virgin Australia. 

"Kami telah memulai proses mencari pihak yang berminat untuk berpartisipasi dalam rekapitalisasi bisnis dan masa depan maskapai. Sejauh ini ada beberapa yang berminat," kata Vaughan Strawbridge, yang merupakan salah satu dari empat administrator di Deloitte.

Baca juga: Agen Perjalanan Minta Maskapai Refund Tiket Dalam Bentuk Uang Tunai

Maskapai dihantam larangan penerbangan 

Industri maskapai dunia telah dihantam oleh larangan perjalanan domestik dan internasional yang memaksa mereka untuk mencari bantuan pemerintah.

Secara global, maskapai penerbangan mungkin kehilangan 314 miliar dollar AS dalam penjualan tiket tahun ini karena virus corona, menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional.

Nasib Virgin Australia, yang memiliki utang lebih dari 5 miliar dollar Australia (3,2 miliar dollar AS) pada akhir 2019, masih belum jelas setelah maskapai tersebut menghentikan hampir semua layanan karena virus corona.

Baca juga: Emirates Jadi Maskapai Pertama di Dunia yang Jalani Rapid Test Covid-19 ke Penumpang Sebelum Naik Pesawat

Hal itu diperparah dengan gagalnya bantuan dari pemerintah ke Virgin Australia.

Perusahaan telah meminta pinjaman ke pemerintah senilai 1,4 miliar dollar AS, dikonversi menjadi ekuitas untuk mengatasi kritis.

Sebaliknya, pemerintah Australia meminta pemegang saham maskapai untuk menyelamatkan perusahaan.

Di sisi lain, Virgin Australia akan terus mengoperasikan beberapa penerbangan untuk pengangkutan dan pemulangan warga Australia.

Baca juga: Lufthansa Group Tutup Maskapai Berbiaya Rendah Germanwings

Mayoritas saham dimiliki maskapai asing

Hampir seluruh saham Virgin Australia dimiliki oleh maskapai asing. SIA, Etihad Airways, Grup HNA Cina, dan Grup Nanshan masing-masing memiliki sekitar 20 persen dari saham perusahaan.

Sementara Virgin Group milik Richard Branson memiliki sekitar 10 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com