Gunung Merapi terletak di perbatasan empat kabupaten yakni Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten di Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan tatanan tektoniknya, Gunung Merapi terletak di zona subduksi, di mana Lempeng Indo-Australia menujam di bawah Lempeng Eurasia yang mengontrol vulkanisme di Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Gunung ini muncul di bagian selatan dari kelurusan dari jajaran gunungapi di Jawa Tengah mulai dari utara ke selatan yaitu Ungaran-Telomoyo-Merbabu-Merapi dengan arah N165 E.
Kelurusan ini merupakan sebuah patahan yang berhubungan dengan retakan akibat aktivitas tektonik yang mendahului vulkanisme di Jawa Tengah.
Aktivitas vulkanisme ini bergeser dari arah utara ke selatan, di mana Gunung Merapi muncul paling muda.
Sejarah letusan Gunung Merapi secara tertulis mulai tercatat sejak abad ke-17, di mana letusan sebelumnya tidak tercatat secara jelas.
Berdasarkan data yang tercatat, gunung ini meletus lebih dari 80 kali atau rata-rata sekali meletus dalam 4 tahun.
Masa istirahat berkisar antara 1-18 tahun, yang berarti masa istirahat terpanjang yang pernah tercatat yaitu selama 18 tahun.
Secara umum, letusan Merapi pada abad ke-18 dan abab ke-19 masa istirahatnya relatif lebih panjang, sedangkan indeks letusannya lebih besar.
Akan tetapi tidak bisa disimpulkan bahwa masa istirahat yang panjang akan menentukan letusan yang akan datang relatif besar.
Karena berdasarkan fakta, beberapa letusan besar tejadi dengan masa istirahat yang pendek.
Atau sebaliknya, pada saat mengalami istirahat panjang, letusan berikutnya ternyata kecil.
Terdapat pula kemungkinan bahwa periode panjang letusan pada abad ke-18 dan abad ke-19 disebabkan banyak letusan kecil yang tidak tercatat dengan baik, karena kondisi saat itu.
Jadi besar kecilnya letusan lebih tergantung pada sifat kimia magma dan sifat fisika magma.