Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Penyakit Kawasaki?

Kompas.com - 02/02/2020, 15:01 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

  • Kulit di tangan dan kaki mengelupas, terutama ujung jari tangan dan kaki, sering dalam lembaran besar
  • Nyeri sendi
  • Diare
  • Muntah
  • Sakit perut

Fase 3

Pada fase ketiga penyakit, tanda-tanda dan gejala perlahan hilang kecuali komplikasi berkembang. Mungkin selama delapan minggu sebelum tingkat energi tampak normal kembali.

Kapan harus ke dokter?

Jika anak mengalami demam yang berlangsung lebih dari tiga hari, segera hubungi dokter.

Selain itu, bawa ke dokter jika mengalami demam bersamaan dengan 4 atau lebih dari tanda dan gejala berikut ini:

  • Kemerahan di kedua mata
  • Lidah yang sangat merah dan bengkak
  • Kemerahan telapak tangan atau sol
  • Mengupas kulit
  • Ruam
  • Pembengkakan kelenjar getah bening

Baca juga: Selvi Kitty Habiskan Rp 60 Juta demi Obati Anaknya yang Idap Kawasaki

Melansir Mayo Clinic, mengobati penyakit Kawasaki dalam waktu 10 hari sejak mulai sakit dapat sangat mengurangi kemungkinan kerusakan yang berlangsung lama.

Penyebab

WebMD menuliskan, para ilmuwan belum menemukan penyebab pasti penyakit Kawasaki.

Meski demikian, mereka berpikir hal itu mungkin terkait dengan kombinasi genetika, paparan virus bakteri, dan faktor lingkungan lainnya

Penyakit ini disebut tak menular.

Faktor risiko

Risiko penyakit ini bisa dilihat dari 3 aspek, yaitu:

  1. Usia
    Anak-anak di bawah 5 tahun paling berisiko terkena Penyakit Kawasaki.

  2. Jenis kelamin
    Anak laki-laki memiliki risiko lebih besar terpapar penyakit Kawasaki daripada anak perempuan

  3. Etnisitas
    Anak-anak keturunan Asia atau Pulau Pasifik, seperti Jepang atau Korea, memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi.

Baca juga: Selvi Kitty Ceritakan Putranya yang Idap Penyakit Kawasaki

Komplikasi

Masih dikutip dari Mayo Clinic, penyakit Kawasaki bisa penyebab utama penyakit jantung pada anak-anak.

Komplikasi jantung meliputi:

  • Peradangan pembuluh darah, biasanya arteri koroner, yang memasok darah ke jantung
  • Peradangan otot jantung
  • Masalah katup jantung

Pengobatan

Melansir WebMD, saat anak mengalami demam, pembengkakan, dan iritasi kulit, biasanya akan mendapatkan obat untuk meringankan termasuk aspirin.

Akan tetapi, dalam pemberian obat harus dengan resep dokter.

Dalam kasus tertentu, bisa jadi infus globulin imun dengan aspirin lebih efektif daripada hanya aspirin.

Ada juga yang harus dioperasi atau dibedah.

Untuk mengantisipasi risiko komplikasi, sebagian besar anak yang menderita penyakit Kawasaki akan menjalani perawatan di rumah sakit. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com