Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Jawaban Soal Virus Corona, dari Adakah Obatnya hingga Efektifkah Pemeriksaan di Bandara?

Kompas.com - 28/01/2020, 15:59 WIB
Nur Rohmi Aida,
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Otoritas Kesehatan China terus berupaya untuk menahan penyebaran virus corona yang telah meluas hingga ke luar negeri sejak pertama kali terdeteksi di pusat kota Wuhan, lebih dari sebulan lalu.

Di waktu yang sama, ada sejumlah pertanyaan yang kemudian muncul terkait dengan virus corona di Wuhan ini. 

Asal dan penyebab virus corona baru yang disebut mirip SARS ini pun turut serta menambah daftar panjang pertanyaan seputar virus ini.

Melansir South China Morning Post, berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Apakah virus tersebut dapat ditularkan antar manusia?

Ya. Virus corona Wuhan dapat ditularkan antara manusia.

Minggu lalu, seorang ahli SARS di China mengonfirmasi bahwa penularan virus corona Wuhan dari manusia satu ke manusia lainnya dapat terjadi. 

Konfirmasi terkait dengan penularan antar manusia telah didukung oleh penelitian medis, termasuk satu jurnal yang dipublikasikan dalam jurnal medis The Lancet.

Sementara, para ahli tengah mencoba untuk mengukur seberapa mudah virus tersebut dapat menular antar manusia, termasuk jika penularan lewat udara dapat terjadi.

Menteri Komisi Kesehatan Nasional Wuhan, Ma Xiaowei mengatakan bahwa tidak seperti SARS, virus corona dapat menular dalam periode inkubasi yang bisa berlangsung hingga 14 hari.

Ia juga menambahkan bahwa orang-orang yang terinfeksi virus ini mungkin tidak akan menunjukkan gejala tertentu. Sedangkan risiko selanjutnya dari potensi mutasi virus masih belum diketahui. 

Baca juga: 106 Orang Meninggal, 16 Negara Ini Konfirmasi Terinfeksi Virus Corona

2. Apakah ada obat untuk virus ini?

Tidak. Sejauh ini belum ada obat yang terkonfirmasi dapat menyembuhkan pasien dari virus corona. 

Para ilmuwan belum menemukan obat yang secara efektif dapat menyembuhkan jenis virus corona baru tersebut. 

Sejauh ini, kematian paling banyak akibat virus ini dialami oleh lansia maupun paruh baya dengan riwayat penyakit kesehatan yang telah dimiliki sebelumnya.

Sebelumnya, Komisi Kesehatan Beijing telah mengatakan bahwa mereka akan menggunakan obat retroviral HIV untuk pasien yang terinfeksi virus corona.

Sementara, pihak Institut Kesehatan Nasional AS mengatakan bahwa mereka akan mengembangkan vaksin untuk virus corona yang akan diujicobakan dalam tiga bulan. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com