Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tukang Pos di Jepang Timbun 24.000 Surat di Rumahnya sejak 2003, Ini Alasannya...

Kompas.com - 26/01/2020, 14:03 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang mantan pekerja pos di Jepang menghadapi kemungkinan dakwaan setelah polisi menemukan timbunan surat di rumahnya. 

Tukang pos itu beralasan, bahwa 'terlalu repot' untuk mengirimkan barang-barang tersebut dan memilih menimbunnya di rumahnya.

Pria ini kemudian dibawa ke jaksa penuntut karena diduga melanggar undang-undang pos.

Mengutip The Guardian, keterangan ini disampaikan oleh juru bicara prefektur Kanagawa kepada Agence France-Presse.

Sementara, media lokal melaporkan bahwa pria berusia 61 tahun ini menyimpan sekitar 24.000 barang yang tidak ia kirimkan.

Barang-barang ini disimpan di rumahnya sejak 2003, yaitu di daerah Kanagawa, sebuah prefektur di selatan Tokyo.

"Terlalu merepotkan untuk mengirimkan semuanya," ujar si tukang pos kepada polisi sebagaimana dikutip dalam laporan oleh The Guardian.

Ia juga menambahkan alasan lainnya. Pria ini takut dipandang sebelah mata oleh rekannya.

"Saya tidak ingin kolega saya berpikir saya kurang mampu daripada orang yang lebih muda," tambahnya.

Baca juga: Timbun 6.000 Surat Selama 10 Tahun, Seorang Tukang Pos Dihukum

Dipecat

Melansir BBC, sebelumnya, kantor cabang tempat pria ini bekerja sebagai kepala pengiriman, mencurigai ketidakberesan tahun lalu setelah adanya pemeriksaan internal. 

Pria tersebut pun kemudian mengakui tuduhan atas dirinya dan dipecat setelahnya. 

Pihak berwenang kemudian mengajukan pengaduan pidana kepada polisi, atas hilangnya sekitar 1.000 kiriman pos antara Februari 2017 hingga November tahun lalu. 

Namun, laporan yang diperoleh setelahnya menunjukkan bahwa mantan tukang pos tersebut telah menyembunyikan surat-surat atau kiriman di rumahnya sejak tahun 2003. 

Pihak Japan Post pun kemudian menyatakan permintaan maaf atas kegagalan pengiriman.

Mereka berjanji untuk memastikan barang-barang yang belum dikirimkan akan sampai kepada tujuannya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com