Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Diduga Bom Rakitan Palsu di Sulsel Dibuat oleh Pelajar SMP, Ini Faktanya

Kompas.com - 28/12/2019, 17:05 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang warga menemukan benda yang diduga bom rakitan di Kelurahan Takkalasi, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (28/12/2019).

Temuan tersebut lantas membuat heboh warga sekitar, termasuk ramai di media sosial.

Salah satu foto benda yang diduga bom itu diunggah oleh akun Instagram Makassar Info, @makassar_iinfo.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan akhirnya angkat bicara terkait bom palsu yang menghebohkan warga di Kelurahan Takkalasi, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Sulsel. Polisi sebut jika perakit bom dinamit palsu ini merupakan seorang pelajar SMP dari Kabupaten Jeneponto, Sulsel. . Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan dari hasil pemeriksaan Tim Densus 88 dan Tim Jihandak Brimob Polda Sulsel, benda mencurigakan yang tergeletak di jalan trans Sulawesi-Barru bukan merupakan bom. Melainkan, benda menyerupai bom yang sengaja dirakit dengan menggunakan pipa yang berisi kertas dan gabus. . "Itu bukan bom karena hanya berisi kertas dan sama sekali tidak ada bahan peledak. Pelaku yang merakit itu sudah diketahui, dia adalah seorang pelajar SMP," jelas Ibrahim Tompo. . Pelaku ini masih berstatus pelajar kelas 1 di SMP di Jeneponto. Karena libur sekolah, pelaku ikut bekerja bersama ayahnya. . Ibrahim membeberkan jika perakit menyerupai bom ini berinisial R. Dia seorang pelajar kelas 1 SMP di Bangkala Kabupaten Jeneponto, Sulsel. Kehadirannya di Barru, lanjut Ibrahim karena ikut dengan ayahnya menjadi buruh harian pemasangan pipa air PDAM di Takkalasi Barru. . "Pelaku ini masih berstatus pelajar kelas 1 di SMP di Jeneponto. Karena libur sekolah, pelaku ikut bekerja bersama ayahnya sebagai buruh pemasangan pipa air PDAM," bebernya. . Ibrahim menceritakan bahwa pelajar SMP ini merakit menyerupai bom dinamit sejak Kamis 26 Desember 2019. Mulanya, R ini mengambil dua batang pipa yang terletak dilantai dasar rumah, kemudian dipotong menjadi 3 potongan dengan cara dipanasi menggunakan korek api gas lalu dipatahkan dengan tangan. . Selanjutnya pelaku mengambil lakban hitam di mobil yang terparkir, lalu digunakan melilit atau mengikat batang pipa tersebut agar menjadi satu rangkaian. Lalu, ia mengambil potongan kabel berwarna biru dan kabel merah yang ditemukan di selokan dan kabel tersebut di masukkan keujung batang pipa dan dibungkus menggunakan kertas dos air minum kemasan. . Jadi dia cuma mau menakut-nakuti temannya, Itu saja tidak ada maksud lain. . Artikel : Tagar.id

Sebuah kiriman dibagikan oleh OFFICIAL MAKASSAR INFO (@makassar_iinfo) pada 27 Des 2019 jam 6:39 PST

Terkait hal tersebut, Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes Pol Ibrahim Tompo menjelaskan bahwa benda mencurigakan itu bukanlah bom, tetapi benda yang dirakit menyerupai bom pada Kamis (26/12/2019).

Diketahui, pihak Kepolisian menurunkan Tim Gegana dan Densus 88 untuk memeriksa apakah benda tersebut benar bom atau bukan.

"Setelah dilakukan pemeriksaan oleh Tim Gegana Penjinak Bom dan Densus 88 dipastikan ini bukan bom, hanya berisi kertas dan sama sekali tidak ada bahan peledak," ujar Ibrahim saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (28/12/2019).

Baca juga: Viral Driver Ojol Bawa Kabur Orderan Senilai Rp 22 Juta, Ini Penjelasan Gojek

Pelaku merupakan pelajar SMP

Saat ditelusuri, Ibrahim mengungkapkan bahwa pelaku yang merakit benda menyerupai bom tersebut adalah R, seorang pelajar kelas 1 di salah satu SMP di Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

"Karena libur sekolah, R ikut bekerja bersama ayahnya sebagai buruh pemasangan pipa air PDAM di Takkalasi Barru dan merakit benda tersebut untuk menakut-nakuti rekan kerja ayahnya yang tinggal di lokasi tersebut," terang Ibrahim.

Adapun lokasi yang dimaksud merupakan kantor pemasaran rumah bersubsidi PT Mahacom Indonesia yang dikontrak sebagai tempat tinggal sementara bagi para pekerja.

Dalam perakitan bom palsu ini, Ibrahim menjelaskan, bahan-bahan tersebut didapatkan pelaku di lokasi kerjanya.

"R mengambil 2 batang pipa yang terletak di lantai dasar rumah," ujar Ibrahim.

Kemudian pipa tersebut dipotong menjadi 3 bagian dengan cara dipanasi menggunakan korek api gas, lalu dipatahkan menggunakan tangan.

"Setelah patah, pelaku mengambul gabus di tempat sampah halaman rumah kontrakan dan gabus tersebut dimasukkan ke dalam potongan pipa," ujar Ibrahim.

Selanjutnya, R menggunakan isolasi hitam yang ada di mobil pick up yang terparkir di halaman kontrakan.

Baca juga: Viral Polsuska Turunkan Paksa Diduga Anak Punk dengan Pistol, Ini Penjelasan PT KAI

Kemudian, isolasi tersebut dililitkan pada rakitan 3 pipa tersebut agar menjadi satu rangkaian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Tren
Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Tren
Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Tren
Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Tren
Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Tren
Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Tren
Mengenal Jampidsus, Unsur 'Pemberantas Korupsi' Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Mengenal Jampidsus, Unsur "Pemberantas Korupsi" Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Tren
Starlink dan Literasi Geospasial

Starlink dan Literasi Geospasial

Tren
Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Tren
5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

Tren
Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Tren
Benarkah Taruna TNI Harus Tetap Pakai Seragam Saat Pergi ke Mal dan Bioskop?

Benarkah Taruna TNI Harus Tetap Pakai Seragam Saat Pergi ke Mal dan Bioskop?

Tren
Muncul Pemberitahuan 'Akun Ini Tidak Diizinkan untuk Menggunakan WhatsApp', Begini Cara Mengatasinya

Muncul Pemberitahuan "Akun Ini Tidak Diizinkan untuk Menggunakan WhatsApp", Begini Cara Mengatasinya

Tren
Orang-orang Dekat Jokowi dan Prabowo yang Berpotensi Maju Pilkada 2024, Siapa Saja Mereka?

Orang-orang Dekat Jokowi dan Prabowo yang Berpotensi Maju Pilkada 2024, Siapa Saja Mereka?

Tren
Madu atau Sirup Maple, Manakah yang Lebih Menyehatkan?

Madu atau Sirup Maple, Manakah yang Lebih Menyehatkan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com