Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SD di Garut Meninggal, Ini Cara Menghindari Serangan Tawon Ndas

Kompas.com - 22/11/2019, 17:47 WIB
Rosiana Haryanti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber ABCNews

KOMPAS.com - Kasus serangan tawon kembali terjadi. Kali ini, empat orang anak di Garut diserang oleh sekawanan tawon. Akibatnya, tiga orang menderita luka-luka, sedangkan satu anak meninggal dunia.

Kasus serangan tawon ini terjadi setelah sebelumnya, kabar serangan tawon Ndas atau Vespa affinis merenggut nyawa warga Klaten. Lalu bagaimana seharusnya kita bertindak saat diserang tawon?

Berlari

Jika koloni tawon berpikir Anda adalah ancaman bagi mereka, maka koloni tersebut akan mengirimkan beberapa lebah penjaga untuk memperingatkan Anda.

Melansir laman ABC News, jika Anda merasakan peringatan tersebut, segeral lari karena koloni tawon akan langsung menyerang dengan kekuatan penuh.

Untuk itu, jangan ragu dan melawan mereka. Hal ini hanya memberi koloni tawon waktu untuk kembali menyerang dengan kekuatan penuh.

Baca juga: Siswa SD di Garut Dipastikan Meninggal karena Sengatan Tawon Ndas

Jika belum ada serangan tahan napas Anda

Indera utama tawon dan lebah adalah penciuman. Mereka melakukan navigasi melalui bau. Jika belum terdapat serangan langsung, ada baiknya tahan napas Anda.

Cara ini bisa membantu memberi waktu tambahan sebelum serangan sesungguhnya terjadi. Waktu tambahan tersebut bisa Anda gunakan untuk melarikan diri.

Namun, jika koloni tawon sudah menyerang, maka cara ini tidak bisa membantu banyak.

Jangan memukul

Sebagian besar respons orang ketika mengetahui ada lebah atau tawon di sekitarnya adalah langsung mengusir atau menepis. Namun ternyata cara tersebut tidak disarankan.

Ini karena, menepis atau mengusir tawon dengan tangan tidak langsung membuat mereka pergi.

Kawanan itu justru akan merasa terancam, karena, gestur tersebut menandakan jika Anda adalah pemangsa besar yang siap untuk menyerang. Bahkan, tawon merupakan hewan yang rela bangkit bersama koloninya dan membela ratu mereka.

Selain itu, jika ada tawon atau lebah yang terbunuh, maka ia akan mengeluarkan aroma yang berfungsi sebagai alarm. Aroma tersebut nantinya berfungsi sebagai panggilan untuk kawanan lebah lainnya.

Langsung tarik sengat dari kulit

Banyak orang mengatakan, jika tawon sempat menyengat kulit, maka Anda harus segera mengikisnya dengan menggunakan benda-benda yang memiliki permukaan rata, seperti kartu debit, pinset, atau pisau mentega.

Selain itu, orang-orang biasanya menyarankan agar tidak menarik sengatnya dengan jari. Ini karena, cara tersebut bisa memaksa racun masuk ke kulit lebih cepat.

Tetapi hal ini ternyata hanya mitos. Saat tawon menyerang, Anda akan membuang waktu yang berharga hanya untuk mencari benda yang memiliki permukaan rata.

Anda bisa langsung mengeluarkan sengat tersebut dengan tangan atau benda-benda lain.

Jangan menunggu terlalu lama untuk mencari benda-benda berpermukaan rata. Semakin lama sengat berada di dalam kulit, maka semakin banyak racun yang memasuki tubuh.

Baca juga: Sejak 2017, Sengatan Tawon Vespa Affinis Tewaskan 10 Warga, 250 Orang Masuk Rumah Sakit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com