Cuitan ini berbuntut pelaporan yang diajukan oleh Relawan Jam'iyyah Jokowi-Ma'ruf Amin, pada Jumat (11/10/2019).
Baca juga: Ramai soal Hanum Rais, dari Kasus Ratna Sarumpaet hingga Wiranto
Hanum dianggap telah menyebarkan berita bohong terkait peristiwa penusukan Wiranto melalui akun Twitter-nya.
Koordinator Jam'iyyah Jokowi-Ma'ruf Amin, Rody Asyadi mengatakan, sebagai figur publik, Hanum seharusnya tidak sembarangan memberikan pernyataan.
Pada Mei 2019, Hanum juga sempat diperiksa di Polda Metro Jaya, sebagai saksi kasus penyebaran hoaks Ratna Sarumpaet.
Kala itu, Hanum tetap diperiksa meski kasus Ratna sudah disidang di pengadilan. Hanum diperiksa meski kini kasus Ratna berjalan di pengadilan.
Menurut polisi, pemeriksaan Hanum karena yang bersangkutan membenarkan kabar Ratna dianiaya yang ternyata hoaks.
Keramaian soal Hanum Rais ini juga berbuah tanggapan dari seorang dosen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Bagas Pujilaksono Widyakanigara.
Bagas mengaku malu menjadi seorang dosen di kampus yang pernah menjadi tempat belajar Hanum dan sebagai warga Yogyakarta dengan wakil rakyat yang dianggap menebarkan kekacauan di masyarakat.
"Jujur, saya sebagai dosen UGM dan warga Jogja amat malu mempunyai anggota dewan seperti Bu Hanum Rais," kata Bagas dalam keterangan tertulis, Minggu (13/10/2019), seperti diberitakan Kompas.com, Senin (14/10/2019).
Ia menilai, apa yang disampaikan Hanum merupakan fitnah karena tidak berdasarkan fakta.
“Bagaimana bisa seorang anggota dewan yang terhormat yang sudah disumpah setia pada NKRI dan Pancasila tega berperilaku politik ganjil jauh dari nilai-nilai luhur agama, etika dan moral?” ujar Bagas.
Bagas berpesan, sebagai wakil rakyat, Hanum Rais seharusnya berpegang pada politik negara.
Baca juga: Dosen UGM: Jujur, Saya Malu Punya Anggota Dewan Seperti Hanum Rais
Sebelum menjadi seorang politisi, Hanum Rais sempat menjadi jurnalis dan presenter di salah satu stasiun televisi swasta nasional.
Selain berlatar belakang pendidikan dokter gigi, Hanum juga pernah menulis beberapa judul buku, salah satunya berjudul "Berjalan di Atas Cahaya".
Ada satu judul buku karyanya yang telah diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama, yakni "99 Cahaya di Langit Eropa".
(Sumber: Kompas.com/Deti Mega Purnamasari, Ihsanuddin, Wijaya Kusuma)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.