"Itu setara dengan efek dari merokok, yang sejauh ini menjadi penyebab emfisema yang paling umum," lanjutnya.
Baca juga: Puntung Rokok dan Plastik Sekali Pakai, Dominasi Sampah di Pantai dan Kawasan Bawah Laut
Ia menjelaskan bahwa pihaknya masih membutuhkan waktu untuk memahami penyebab paru-paru kronis.
"Sulit untuk mengelak jika polusi udara menjadi penyumbang utama penyebab paru-paru kronis" ucapnya.
Ozon di permukaan tanah diproduksi ketika sinar UV bereaksi dengan polutan dari bahan bakar fosil.
Baca juga: Indonesia Disebut Alami Gelombang Panas, Ini Penjelasan BMKG
Proses ini dipercepat dengan adanya gelombang panas. Ketika sebagian besar tingkat polusi udara turun, jumlah ozon justru semakin meningkat.
Para penulis percaya jumlah tersebut akan terus meningkat kecuali jika ada langkah lebih lanjut untuk mengurangi emisi bahan bakar fosil.
Studi ini dilakukan oleh para peneliti dari University of Washington, Columbia University dan University at Buffalo yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association.
Baca juga: Viral Langit Merah di Muaro Jambi, Ada Apa?