Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cangkang Telur Retak, Amankah Dikonsumsi?

KOMPAS.com - Telur adalah barang belanjaan wajib yang mesti dibeli saat ke pasar atau supermarket.

Selain tinggi protein, bahan makanan ini mudah diolah dan dikreasikan menjadi hidangan apa pun.

Dikutip dari Kompas.com, cara mudah mengenali telur yang baik, segar, dan masih baru adalah dengan melihat cangkangnya.

Telur dengan kualitas baik biasanya memiliki cangkang yang terlihat cerah, berwarna coklat tua, tidak berbintik, dan halus saat diraba.

Namun jika saat memeriksa, cangkang telur ternyata sedikit retak, haruskah tetap membelinya?

Atau jika retakan baru terjadi saat tiba di rumah, amankah untuk mengolah dan mengonsumsinya?

Telur retak tidak aman dimakan

Dari sudut pandang anatomi, seperti menurut laman Eating Well, unggas termasuk ayam mengeluarkan telur dan kotoran dari lubang yang sama.

Hal itu menandakan ada kemungkinan patogen dalam kotoran seperti bakteri Salmonella ikut serta dan menempel pada cangkang telur.

Cangkang yang retak bisa menjadi jalan masuk bagi bakteri untuk merembes ke dalam telur.

Bahkan meskipun retakan tidak sampai membuat isinya keluar, bakteri seperti Salmonella masih bisa menembus selaput tipis pada telur.

Alasan ini pula yang membuat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan untuk menghindari konsumsi telur yang memiliki cangkang retak.

Pecah saat perjalanan pulang dari toko

Telur memiliki cangkang cenderung tipis, sehingga rentan pecah terutama dalam perjalanan pulang dari toko, supermarket, atau pasar.

Sering kali, cangkang telur masih utuh atau tanpa retak saat membelinya. Namun begitu tiba di rumah, ada sedikit retakan pada cangkang telur.

Jika mendapati kejadian serupa, jangan buru-buru untuk membuangnya. Sebab, Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mengatakan bahwa telur ini masih bisa dimakan.

Syaratnya, segera keluarkan telur dari cangkang retak dan letakkan dalam wadah tertutup dan kedap udara. Cara ini membantu telur bertahan selama dua hari.

Sebagai alternatif, bisa juga membekukan telur dengan mengocok dan menyimpannya dalam wadah yang aman untuk suhu dingin atau freezer.

Cara menyimpan telur dalam bentuk beku ini bisa bertahan hingga 12 bulan.

Adapun untuk mengolah telur retak ini, pastikan agar dimasak hingga benar-benar matang untuk mematikan bakteri di dalamnya.

Khusus telur rebus, telur bisa dimasak hingga mencapai suhu 71 derajat Celsius. Sedangkan telur dadar, harus dimasak sampai suhu 62-65 derajat Celsius.

Sementara itu, untuk telur orak-arik, harus dimasak hingga mencapai suhu 62-70 derajat Celsius.

Seseorang yang terinfeksi bakteri ini kemungkinan akan mengalami gejala, antara lain:

  • Mual
  • Diare
  • Kram perut
  • Demam.

Gejala tersebut terhitung mulai 4-7 hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Namun, anak-anak di bawah usia lima tahun, orang dewasa di atas 65 tahun, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, berisiko lebih besar untuk dirawat di rumah sakit dan meninggal karena keracunan makanan.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/12/25/112800265/cangkang-telur-retak-amankah-dikonsumsi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke