Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Bayi Sebaiknya Mendapatkan ASI hingga 2 Tahun dan Tantangan Menyusui

ASI diyakini akan membuat imun tubuh bayi lebih kuat. Selain itu, akan memperkuat bonding antara ibu dan bayi.

Para ibu pun disarankan menyusui bayinya hingga berusia 2 tahun. Kenapa bayi perlu disusui hingga 2 tahun?

Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Nia Umar S.Sos, MPH, IBCLC, mengatakan, menyusui bayi hingga usia 2 tahun atau lebih memang disarankan.

"Berdasarkan hasil studi menunjukkan bahwa anak-anak yang disusui hingga 2 tahun atau lebih itu memiliki daya tahan tubuh yang lebih, kesehatan secara general lebih baik, dan bahkan kualitas hidupnya untuk masa depan juga lebih baik," ujar Nia saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/8/2021).

Secara saintifik, kata Nia, banyak studi yang menunjukkan, semakin lama seorang anak disusui, maka risiko-risiko penyakit degeneratifnya pada kemudian hari atau risiko penyakit jangka pendek akan berkurang.

Jika si kecil sudah berusia lebih dari 2 tahun, tetap diperbolehkan untuk menyusu. Hal ini, kata Nia, juga direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"WHO menyebutkan, menyusui hingga bayi usia 2 tahun atau lebih itu diperbolehkan," ujar Nia.

Kualitas ASI ibu tetap baik untuk anak di atas usia 2 tahun. Yang perlu diperhatikan, bayi di atas 2 tahun juga harus makan makanan pokok, bergizi, dan menyehatkan, tidak hanya mengandalkan ASI.

"Diperhatikan juga pola konsumsi makanan harian anak, makannya seperti apa. Harus dicontohkan makanan keluarga sehat dan gizi seimbang, bukan makanan pabrikan atau olahan," kata dia.

Kapan anak harus disapih? Menurut Nia, tidak ada pakem waktu yang ditetapkan. Saat yang tepat diputuskan oleh ibu dan anak.

Hal itu diserahkan pada kemauan ibu dan si anak.

Pada masa pandemi virus corona ini, ia menyarankan agar menunda menyapih.

"Saat ini lagi situasi pandemi, lebih baik menunda menyapih, karena ASI di dalam tubuh ibu untuk sang anak itu akan sangat baik untuk melindungi anak dari infeksi," ujar Nia. 

Dengan pemberian ASI, mampu memberikan antibodi yang bisa membantu melindungi anak supaya tidak terinfeksi virus maupun tertular penyakit.

Jika terinfeksi, gejala yang dirasakan tidak begitu berat dan bisa pulih dengan lebih cepat.

Tantangan dalam menyusui

Dalam perjalanannya, ada yang menghadapi berbagai tantangan saat menyusui.

Perlu diketahui, keberhasilan menyusui tak hanya tanggung jawab ibu. Dukungan suami, keluarga, dan lingkungan sekitar juga turut memengaruhi keberhasilan menyusui.

Nia mengatakan, ada sejumlah tantangan yang kerap menghambat ibu dalam menyusui. Apa saja?

Berikut beberapa di antaranya:

  • Tidak mendapatkan dukungan yang komprehensif dan menyeluruh dari tenaga kesehatan atau fasilitas kesehatan di saat mereka baru melahirkan
  • Ketika ibu sedang hamil, tidak diinformasikan tentang risiko formula manfaat menyusui

"Jadi, ketika di hari-hari pertama menyusui mereka tidak tahu caranya, tidak diberdayakan, tidak dikasih tahu sehingga mereka kesulitan," ujar Nia.

Pada hari-hari pertama ibu menyusui, lanjut dia, hal itu akan menentukan keberhasilan menyusui.

Jika di awal proses menyusui si ibu mendapatkan dukungan, akan sangat membantu proses selanjutnya.

Nia mengatakan, ibu dapat melewati tantangan-tantangan ini jika ibu diberdayakan, diberikan informasi, dan mendapatkan dukungan positif.

Dengan demikian, ibu tahu bagaimana mengatasi tantangan yang dihadapi dalam proses menyusui.  

"Sebenarnya menyusui adalah hak ibu, menyusu adalah hak anak. Jadi kedua hal ini tidak bisa dipisahkan," lanjut dia.

Menurut dia, ketika ada hak, maka kewajiban-kewajibannya ada pada lingkungan sekitar di mana ibu itu berada.

Pentingnya dukungan pemerintah

Tak hanya dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar, dukungan tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, tempat kerja, dan pemerintah juga penting.

Nia mengatakan, dukungan dari pemerintah penting karena pemerintah yang memiliki kewenangan terkait payung kebijakan, termasuk kebijakan soal menyusui.

Misalnya, kebijakan soal cuti maternitas, mengatur pemasaran produk pengganti ASI yang seringkali membuat ibu tidak percaya diri untuk menyusui dengan kampanye-kampanye yang agresif.

"Jadi, penting sekali pemerintah mengatur supaya promosinya tidak melanggar aturan, yang seringkali tidak etis, sehingga membuat ibu kalau ada tantangan menyusui mereka jadi galau dan ragu," ujar Nia.

Ia mengingatkan, jika ibu ragu, maka bisa memengaruhi untuk beralih ke produk formula.

Selain itu, Nia mengusulkan agar pemerintah dibantu oleh konselor menyusui. Harapannya, tantangan keraguan yang disebut di atas bisa teratasi.  

https://www.kompas.com/tren/read/2021/08/09/113200365/alasan-bayi-sebaiknya-mendapatkan-asi-hingga-2-tahun-dan-tantangan-menyusui

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke