Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Gunung Kelud Meletus, Lumpuhkan Sejumlah Kota

Gunung Kelud meletus pada malam hari. Suara dentumannya bahkan sampai terdengar hingga Yogyakarta.

Tak hanya itu, abu vulkanik juga menyelimuti langit di sejumlah kota di empat provinsi.

Selain membuat gelap, abu vulkanik juga menyebabkan jalan licin sehingga melumpuhkan aktivitas di sejumlah kota.

Diberitakan Harian Kompas, 14 Februari 2014, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana saat itu, Sutopo Purwo Nugroho, menjelaskan, erupsi Gunung Kelud pukul 22.50 WIB.

Pada pukul 23.30 WIB, awan panas mencapai ketinggian 17 kilometer.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menganalisis, abu dan pasir pada lapisan 1.500 meter terbawa ke arah timur laut, sedangkan pada lapisan 5.000 meter ke arah barat laut, dan pada ketinggian 9.000 meter ke arah barat.

Akibat peristiwa ini, empat orang meninggal dunia dan ratusan ribu orang mengungsi.

Peningkatan aktivitas

Aktivitas Gunung Kelud telah menunjukkan peningkatan dalam beberapa hari sebelum terjadi letusan.

Status Gunung Kelud pun ditingkatkan menjadi Siaga.

Harian Kompas, 12 Februari 2014, memberitakan, satu hari sebelum gunung meletus, mulai pukul 00.00 hingga pukul 06.00 terjadi 43 gempa vulkanik dalam dan 149 gempa vulkanik dangkal. Suhu air kawah juga terdeteksi 56,9 derajat celsius.

Dengan kondisi demikian, persiapan menghadapi erupsi telah dilakukan oleh sejumlah pihak terkait.

Pihak satuan pelaksana penanganan bencana setempat bersama kecamatan telah menentukan titik-titik lokasi kumpul evakuasi di setiap RT.

Tidak hanya tempat pengungsian, sarana pendukung pengungsi juga mulai tampak.

Mobil tangki air milik Palang Merah Indonesia, misalnya, terlihat siap di beberapa lokasi di lereng Kelud.

Kondisi pasca-erupsi di sejumlah kota

Dampak dari letusan Gunung Kelud, kegiatan warga di Kota Solo dan sekitarnya terganggu. Jalan raya terlihat lebih lengang dari biasanya.

Jarak pandang di jalan raya hanya 50-100 meter, bahkan kadang hanya 10 meter.

Hingga kira-kira pukul 10.00 WIB, hujan abu masih turun di wilayah Solo, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Karanganyar, dan Sragen.

Pertokoan di wilayah DI Yogyakarta, terutama di Kabupaten Sleman, Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta, hampir semua tutup.

Demikian pula pedagang kaki lima mulai dari kampung hingga jalan protokol, seperti di Jalan Malioboro dan Jalan Solo, semuanya tak berdagang.

"Ini jauh lebih parah daripada letusan Merapi dulu," kata Aris (45), warga Jalan Bantul, dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 15 Februari 2014.

Di wilayah Banyumas, abu yang turun bersama hujan menyebabkan air hujan menjadi keruh.

Sementara itu, kepanikan melanda warga Kebumen, Jawa Tengah yang berjarak 400 km dari Gunung Kelud. Abu vulkanik turun lebih cepat, pukul 06.00.

Puluhan sepeda motor tergelincir pagi itu karena jalanan licin tertutup abu vulkanik.

"Saya kaget. Apalagi suasana gelap sekali meski sudah pukul 06.00. Motor saya terpeleset, menabrak trotoar," kata Widodo Nugroho (37), pedagang di Pasar Kebumen.

Bahkan, hujan abu juga sampai dirasakan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang berjarak 700 kilometer dari Gunung Kelud.

Penutupan 7 bandara

Selain melumpuhkan sejumlah kota, letusan Gunung Kelud juga memaksa penutupan tujuh bandara selama dua hari.

Ketujuh bandara yang ditutup adalah Bandara Adisutjipto (Yogyakarta), Bandara Adi Soemarmo
(Solo), Bandara Juanda (Surabaya), Bandara Abdul Rahman Saleh (Malang), Bandara Ahmad Yani (Semarang), Bandara Tunggul Wulung (Cilacap), dan Bandara Husein Sastranegara (Bandung).

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan saat itu, Bambang S Ervan mengatakan, penutupan ini dilakukan karena faktor keamanan mengingat jarak pandang yang sangat pendek. 

https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/13/063300265/hari-ini-dalam-sejarah--gunung-kelud-meletus-lumpuhkan-sejumlah-kota

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke