Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Masa Bercocok Tanam Dianggap sebagai Tonggak Kemajuan Manusia

Kompas.com - 18/04/2024, 22:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Masa bercocok tanam dimulai sekitar 10.000 tahun lalu, bersamaan dengan Zaman Neolitikum.

Pada periode ini, manusia purba telah menggunakan alat-alat batu yang dihaluskan, hidup menetap di suatu tempat, dan mampu memproduksi makanannya sendiri.

Masa bercocok tanam dianggap sebagai tonggak kemajuan manusia karena terjadi revolusi kebudayaan dari food gathering (mengumpulkan makanan) menjadi food producing (memproduksi makanan sendiri).

Bagaimana perkembangan kehidupan manusia purba pada masa bercocok tanam?

Baca juga: Cara Bercocok Tanam yang Pertama Dikenal Manusia Purba

Revolusi kebudayaan pada masa bercocok tanam

Masa bercocok tanam disebut sebagai masa revolusi kehidupan manusia karena pada masa ini, manusia purba sudah lebih maju dalam hal penguasaannya terhadap sumber-sumber alam.

Dari pengalaman hidup selama beribu-ribu tahun, kemampuan berpikir manusia praaksara semakin terasah untuk menjawab tantangan alam.

Hasilnya, terjadi perubahan besar pada berbagai corak kehidupan masyarakat praaksara.

Salah satu yang terjadi pada kehidupan manusia di masa bercocok tanam adalah perubahan dari food gathering ke food producing.

Pada periode sebelumnya, manusia purba hanya mambu berburu binatang dan meramu atau mengumpulkan bahan makanan lainnya yang tersedia di alam.

Di masa bercocok tanam, manusia purba sudah mengenal bagaimana cara bercocok tanam.

Mereka mulai membuat lahan untuk ditanami tumbuh-tumbuhan, seperti sayur dan buah untuk mereka konsumsi atau melakukan food producing.

Baca juga: Apa itu Food Producing dan Food Gathering?

Hewan-hewan buruan yang mereka dapatkan juga tidak lagi langsung dikonsumsi, tetapi juga dipelihara dan diternak.

Hewan yang diternakkan antara lain sapi, babi, kerbau, kuda, dan unggas.

Mereka juga sudah mengenal sistem barter atau pertukaran barang sebagai cikal bakal transaksi jual beli saat ini.

Dari segi kehidupan sosial, kemajuan pada masa bercocok tanam terlihat dari cara manusia purba berkomunikasi dan bertempat tinggal.

Pada periode ini, mereka tidak lagi nomaden atau berpindah-pindah tempat, tetapi sudah tinggal menetap dan bisa membangun rumah.

Mereka hidup menetap secara berkelompok, sehingga terbentuklah sebuah perkampungan. 

Hidup secara berkelompok di perkampungan membuat manusia purba lebih cepat mengembangkan kemampuan bersosialisasi.

Baca juga: Revolusi Neolitik: Pengertian, Teori Pendukung, dan Hasil Kebudayaan

Mereka hidup secara gotong royong dengan sistem pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki. Mereka juga memiliki pemimpin sebagai kepala suku.

Dari segi kebudayaan, kemajuan pada masa bercocok tanam terlihat dari alat-alat batu yang digunakan sudah dihaluskan atau diasah.

Pada periode sebelumnya, manusia purba menggunakan alat-alat batu yang masih kasar.

Alat-alat yang diasah antara lain, mata panah, mata tombak, beliung, dan kapak batu.

Para ahli menduga, manusia purba yang hidup pada masa Neolitikum sudah mengenal pakaian dan bisa membuat kerajinan tangan seperti gerabah.

Pakaian mereka terbuat dari kulit kayu dan kulit binatang. Kemajuan-kemajuan itulah yang disebut sebagai tonggak dimulainya kemajuan manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com