Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tempat Tinggal Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam

Kompas.com - 15/11/2023, 19:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Setelah cara hidup berburu dan mengumpulkan makanan dilampaui, manusia purba mengembangkan kemampuan baru dan menginjak masa bercocok tanam.

Masa ini amat penting dalam sejarah perkembangan dan peradaban masyarakat, karena terjadi banyak perubahan sebagai hasil dari penguasaan sumber-sumber alam.

Salah satu perubahan yang dialami manusia purba dapat dilihat pada tempat tinggalnya.

Bagaimana sistem tempat tinggal yang dimiliki manusia purba zaman bercocok tanam?

Baca juga: Peran Pemimpin dalam Masyarakat Masa Bercocok Tanam

Tempat tinggal manusia purba pada masa bercocok tanam

Ketika beralih dari kegiatan mengumpul makanan ke kehidupan bercocok tanam, pola hunian manusia purba turut berubah.

Hidup manusia purba tidak lagi berpindah-pindah tempat atau nomaden, tetapi menetap di suatu wilayah.

Pemilihan tempat tinggal manusia purba pada masa bercocok tanam biasanya dipengaruhi oleh sumber air dan dekat dengan alam yang diolahnya.

Menilik kondisi beberapa tempat penemuan, masyarakatnya cenderung untuk mendiami tempat-tempat terbuka yang dekat dengan sumber air, seperti di pinggir sungai, tepian danau, dan daerah pantai.

Karena hunian mereka telah menetap, ada kemungkinan masyarakatnya hidup secara berkelompok dan membentuk perkampungan kecil.

Baca juga: Masa Bercocok Tanam di Indonesia

Dalam sebuah kampung biasanya terdiri dari beberapa keluarga dan hidup secara gotong royong dengan sistem pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki.

Misalnya para laki-laki bertugas membangun rumah, sementara kaum perempuan akan merawat dan menghiasnya.

Mereka juga menunjuk ketua suku dan memiliki aturan hidup sederhana yang harus dijalani anggotanya.

Di Indonesia, bentuk rumah manusia purba pada masa bercocok tanam adalah kebulat-bulatan dengan atap terbuat dari daun dan langsung menempel di tanah.

Bentuk seperti ini diduga bentuk yang paling tua di Indonesia dan sampai sekarang masih dapat dijumpai di Timor, Papua, Kalimantan Barat, dan Andaman.

Selain bercocok tanam, masyarakatnya juga telah mengenal teknik penjinakan hewan dan bertukar barang.

Hewan-hewan seperti anjing, babi, kerbau, kuda, dan jenis-jenis unggas akan dipelihara di rumah-rumah untuk persediaan makanan dan keperluan pertanian.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia prasejarah diperkirakan sudah mengenal pertukaran hasil bercocok tanam mereka atau barter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com