Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan yang Terjadi pada Masa Revolusi Neolitik

Kompas.com - 15/12/2023, 15:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Pada masa peralihan Mesolitikum menuju Neolitikum terjadi revolusi kebudayaan manusia.

Revolusi ditandai dengan proses peralihan dari gaya hidup berburu dan meramu (food gathering) menjadi bermukim dan memproduksi makanan sendiri dengan bercocok tanam (food producing).

Sebutan proses peralihan food gathering ke food producing tersebut adalah Revolusi Neolitik.

Perubahan apa yang terjadi pada zaman Neolitikum?

Baca juga: Revolusi Neolitik: Pengertian, Teori Pendukung, dan Hasil Kebudayaan

Revolusi kebudayaan manusia Mesolitikum menuju Neolitikum

Revolusi Neolitik adalah revolusi kebudayaan manusia yang terjadi selama periode Neolitikum.

Revolusi Neolitik juga dikenal sebagai Revolusi Pertanian atau Transisi Demografis Neolitik.

Terdapat tiga perubahan utama yang terjadi pada masa Revolusi Neolitik, yakni perubahan dari food gathering menjadi food producing, perubahan dari nomaden ke kehidupan menetap, dan perubahan pada sistem kepercayaan.

Perubahan dari food gathering menjadi food producing

Selama masa food gathering atau berburu dan mengumpulkan makanan, manusia purba banyak mengamati serta bereksperimen dengan tanaman.

Mereka mempelajari bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangannya.

Pengetahun baru yang mereka dapatkan kemudian memungkinkan terjadinya domestikasi tanaman.

Dari situlah manusia purba mengembangkan kemampuan bercocok tanam dan tidak lagi bergantung pada makanan yang disediakan alam.

Selama Revolusi Neolitik, praktik peranian baru diadopsi dan terus disempurnakan secara bertahap.

Baca juga: Apa itu Food Producing dan Food Gathering?

Perubahan dari nomaden ke kehidupan menetap

Pada masa Revolusi Neolitik, terjadi revolusi kehidupan di mana manusia mulai meninggalkan hidup nomaden untuk tinggal menetap karena telah mengenal budidaya tanaman atau bercocok tanam.

Masyarakat purba cenderung untuk mendiami tempat-tempat terbuka yang dekat dengan air, seperti di pinggir sungai, tepian danau, dan daerah pantai.

Karena hunian mereka telah menetap, ada kemungkinan masyarakatnya hidup secara berkelompok dan membentuk perkampungan kecil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com