Para ahli memperkirakan, candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang dulunya digunakan sebagai permukiman dan pusat pengembangan agama Buddha.
Baca juga: Nama-Nama Candi di Kompleks Percandian Muaro Jambi
Salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang terkenal adalah Prasasti Kedukan Bukit, yang ditemukan pada 29 November 1920, di tepi Sungai Batang, Kedukan Bukit, Palembang.
Prasasti berangka tahun 683 Masehi ini ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Prasasti Kedukan Bukit berisi tentang berdirinya Kerajaan Sriwijaya dan raja pertamanya yang bernama Sri Jayanegara, melakukan perjalanan suci menggunakan perahu bersama 20.000 tentaranya.
Peristiwa yang disebutkan itu membuktikan kemajuan pelayaran di Indonesia pada masa Hindu-Buddha.
Baca juga: Prasasti Kedukan Bukit: Sejarah, Isi, dan Artinya
Prasasti Karang Berahi ditemukan pada 1904 oleh seorang kontrolir Belanda bernama LM Berkhout.
Lokasinya berada di Desa Karang Berahi, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi.
Prasasti ini berisi tentang kutukan bagi siapa pun yang menolak ketaatan kepada raja atau melakukan kejahatan.
Isi Prasasti Karang Berahi ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuno dan dengan aksara Pallawa.
Baca juga: Prasasti Karang Berahi: Sejarah, Isi, dan Terjemahan
Prasasti ini diperkirakan berasal dari periode yang sama dengan Prasasti Kedukan Bukit, yaitu abad ke-7 Masehi.
Prasasti Telaga Batu juga berisi mengenai kutukan kepada siapa pun, termasuk para pejabat kerajaan, ahli senjata, saudagar, tukang cuci, sampai tukang sapu kerajaan, yang melakukan pelanggaran di Kadatuan Sriwijaya dan tidak patuh terhadap perintah raja.
Baca juga: Prasasti Telaga Batu: Keunikan, Isi, dan Maknanya
Isi prasasti ini ditulis dengan menggunakan aksara Pallawa dan Bahasa Melayu Kuno.
Prasasti Kota Kapur merupakan sebuah peringatan telah dikuasainya Pulau Bangka oleh Kerajaan Sriwijaya.