Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Politik Etis Berakhir di Indonesia?

Kompas.com - 02/01/2024, 17:00 WIB
Endang Mulyani,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Rakyat belum merasakan manfaat dari upaya pembangunan yang digalakkan pemerintah Belanda.

Sebab, pembangunan itu lebih banyak melayani kepentingan negara induk dan kapitalis Belanda.

Baca juga: Trias van Deventer, Politik Balas Budi Belanda

Bahkan, mata pencaharian rakyat menjadi semakin tergantung pada pengusaha kapitalis yang menggunakan tanah dan tenaga kerja mereka sebagai uang sewa.

Secara ekonomi, sosial, dan politik, terdapat kesenjangan yang sangat besar antara pribumi dan kelompok asing. Adapun masyarakat pribumi tetaplah miskin.

Munculnya Pergerakan Nasional

Selama tahun-tahun terakhir Perang Dunia I, ketika kelaparan dan kemiskinan menjadi hal yang umum, kegagalan Politik Etis terlihat jelas dengan kesenjangan antara orang Eropa dan pribumi sangat mencolok.

Ada banyak dukungan untuk Politik Etis sejak 1900 hingga 1914, ketika kebijakan ini diterima secara luas.

Namun, masyarakat mulai bergerak dan mengkritik kegagalan Politik Etis sekitar tahun 1914.

Akibatnya, muncul banyak perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda.

Organisasi-organisasi pergerakan pun dibentuk untuk menyalurkan ketidakpuasan masyarakat.

Baca juga: Mengapa Belanda Mengeluarkan Kebijakan Preanger Stelsel?

Munculnya Pergerakan Nasional pun akhirnya membuat pemerintah Belanda khawatir karena dianggap sebagai ancaman bagi kelangsungan kolonialisme di Hindia Belanda.

Referensi:

  • Oktavianuri, D. (2018). Politik Etis Dan Pergerakan Nasional. Pontianak: Derwati Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com