KOMPAS.com - Sistem penanggalan yang secara umum digunakan masyarakat dunia adalah Kalender Gregorian atau lebih kerap disebut Kalender Masehi.
Saat ini, 2023 tahun Masehi telah terlewati. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Masehi adalah perhitungan waktu yang dimulai sejak lahirnya Yesus Kristus.
Artinya, tahun 1 Masehi terhitung sejak lahirnya Yesus Kristus dari Nazaret atau Isa al-Masih.
Dengan begitu, era sebelum kelahiran Yesus Kristus disebut sebagai Sebelum Masehi (SM).
Lantas, sejak kapan kelahiran Yesus Kristus ditetapkan sebagai 1 Masehi?
Baca juga: Kalender Gregorian, Sistem Penanggalan yang Digunakan di Dunia
Sejak tahun 45 SM hingga abad ke-16, sistem penanggalan yang digunakan adalah Kalender Julian.
Kalender Julian digunakan sejak era diktator Republik Romawi, Julius Caesar.
Sedangkan Kalender Gregorian mulai digunakan pada tahun 1582, sebagai hasil penyempurnaan dari Kalender Julian.
Pada masa Julius Caesar, penomoran tahun belum didasarkan pada peristiwa lahirnya Yesus Kristus.
Masyarakat kuno umumnya memberi penomoran tahun berdasarkan pada peristiwa-peristiwa penting atau masa pemerintahan pemimpin politik.
Misalnya, orang Romawi biasanya menomori tahun berdasarkan masa pemerintahan kaisar atau berdasarkan berdirinya Kota Roma.
Baca juga: Apa Itu Kalender Julian?
Perhitungan tahun dengan dasar kelahiran Yesus Kristus atau tahun Masehi, baru dilakukan pada abad ke-6.
Saat itu, umat Kristen ingin melepaskan diri dari pengaruh Romawi, sehingga memilih sendiri peristiwa yang penting bagi mereka untuk dijadikan awal penomoran tahun.
Jelas bahwa salah satu peristiwa yang sangat penting bagi umat Kristen adalah kelahiran Yesus Kristus.
Tahun 1 Masehi dalam Bahasa Inggris ditulis, 1 A.D. (Anno Domini), bahasa Latin dari Tahun Tuhan, merujuk pada tahun lahirnya Yesus Kristus.