Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deng Xiaoping, Sang Arsitek Ekonomi China Modern

Kompas.com - 04/09/2023, 12:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Deng Xiaoping lahir pada 22 Agustus 1904 di Sichuan, China. Ia adalah salah satu tokoh terpenting dalam sejarah modern China.

Deng dikenal karena perannya yang monumental dalam mengubah ekonomi dan politik China, mengarahkan negara ini dari isolasi menjadi kejayaan global.

Bagaimana perjalanan hidupnya dan kebijakan apa yang telah Deng Xiaoping lakukan untuk membangun perekonomian China?

Baca juga: Xi Jinping Capai Status Setara Mao Zedong dan Deng Xiaoping melalui Resolusi Historis

Pendidikan dan pengalaman internasional

Deng menunjukkan tekadnya untuk memajukan negara sejak muda. Oleh sebab itu, pada 1920, ia berangkat ke Perancis untuk mengejar pendidikan tinggi.

Kemudian, Deng melanjutkan studi di Uni Soviet pada 1926.

Pengalaman pendidikan di luar negeri ini memberikan wawasan mendalam tentang teori komunis, pemikiran revolusioner, dan prinsip-prinsip ekonomi kepada Deng.

Pengetahuan itu dibawa pulang Deng Xiaoping ke China dan sekaligus akan menandai perjalanan awal menuju perubahan besar yang ia bawa ke negara itu.

Karier dan konflik dengan Mao Zedong

Deng Xiaoping memulai karier politiknya di China sejak tahun 1920-an.

Namun, awal karirnya lebih banyak terkait dengan aktivitas revolusioner dan militer.

Ia bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT) pada 1923 dan aktif dalam berbagai operasi militer selama Perang Saudara Tiongkok dan Perang Tiongkok-Jepang.

Pada 1949, setelah PKT berkuasa di China, Deng mulai menduduki posisi-posisi penting dalam pemerintahan.

Ia menjadi Sekretaris Partai Komunis di Provinsi Guangdong dan kemudian di Provinsi Zhejiang.

Deng Xiaoping mencapai puncak kariernya pada 1952 ketika ia dilantik sebagai wakil perdana menteri China.

Kemampuannya dalam pengorganisasian dan manajemen mendapatkan pujian dari Mao Zedong, pemimpin revolusi China.

Namun, pada tahun 1960-an, perbedaan pandangan muncul antara Deng Xiaoping dan Mao Zedong.

Deng Xiaoping mendukung reformasi ekonomi yang lebih terbuka dan berorientasi pasar.

Ia meyakini bahwa China harus meliberalisasi sektor ekonomi, mengizinkan kepemilikan swasta, dan membuka diri terhadap investasi asing.

Deng berpendapat bahwa langkah-langkah ini akan memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan standar hidup rakyat China.

Sementara itu, Mao Zedong mempertahankan pandangan sosialisme yang murni dan pendekatan kolektivisasi.

Ia meluncurkan Gerakan Besar Kebudayaan pada 1966 untuk membersihkan pengaruh kapitalisme dan elemen-elemen tradisional dari masyarakat China.

Mao percaya bahwa kapitalisme adalah ancaman serius terhadap sosialisme yang sedang dibangun.

Konflik antara Deng dan Mao menyebabkan pencopotan Deng dari jabatannya. Deng juga harus menjalani periode pengasingan politik.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Deng Xiaoping, Arsitek Perekonomian China

Reformasi Ekonomi 

Deng Xiaoping kembali ke politik China pada 1973 setelah masa pengasingannya.

Pengembalian Deng dimulai dengan pembelaan diri dan kritik terhadap kebijakan Partai Komunis China saat itu.

Situasi itu mencapai puncaknya pada 1980 ketika ia menjadi Ketua Partai Komunis China.

Kembalinya Deng memungkinkan era reformasi ekonomi yang mengubah China secara signifikan.

Ia memulai serangkaian reformasi ekonomi yang menandai awal era baru bagi negara ini.

Deng mengarahkan perhatian pada pertanian dengan kebijakan "Household Responsibility System" .

Kebijakan tersebut adalah salah satu yang diperkenalkan oleh Deng Xiaoping dalam upayanya untuk mereformasi sistem ekonomi China.

Kebijakan ini diterapkan pada sektor pertanian dan memiliki dampak besar pada produktivitas pertanian serta pengelolaan lahan. Hasilnya adalah peningkatan produksi pangan yang signifikan.

Kebijakannya itu berhasil meningkatkan produksi pertanian dan mendorong pertumbuhan ekonomi di pedesaan.

Petani yang memiliki kontrol lebih besar atas lahan mereka bekerja lebih keras untuk meningkatkan hasil panen. 

Kebijakan ini adalah salah satu langkah awal dalam upaya Deng Xiaoping untuk pintu kepada inovasi dan investasi swasta sehingga menjadi landasan bagi pertumbuhan ekonomi China.

Baca juga: Isi Peta Baru Laut China Selatan yang Diterbitkan China

Hubungan internasional yang kuat

Dalam upayanya untuk mengangkat China ke panggung dunia, Deng Xiaoping memulai serangkaian reformasi ekonomi dan pembukaan pasar asing.

Keputusan ini membuka pintu bagi investor asing untuk berinvestasi di China dan mempercepat pertumbuhan industri serta teknologi di negara tersebut.

Pada saat yang sama, kebijakan itu juga meningkatkan hubungan perdagangan China dengan negara-negara asing. Dengan begitu, China berubah menjadi salah satu pusat perdagangan dunia.

Langkah berani ini juga mencakup undangan kepada investor asing untuk berinvestasi di China.

Banyak perusahaan internasional mulai membuka pabrik dan bisnis di negara ini, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kecanggihan teknologi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang pesat.

Selain itu, Deng Xiaoping memainkan peran penting dalam memperbaiki hubungan antara Amerika Serikat dan China.

Kunjungannya ke Amerika Serikat pada 1979 merupakan langkah kunci dalam memulihkan hubungan diplomatik antara kedua negara yang sebelumnya tegang.

Selama masa pemerintahannya, Deng juga mengatasi masalah internasional yang rumit, seperti pengembalian Hong Kong dan Makau dari kedaulatan Inggris dan Portugis ke Tiongkok pada tahun 1997 dan 1999. 

Selain itu, China bergabung dengan Liga Arab-Tiongkok pada 1988, memperkuat hubungan dengan negara-negara di Timur Tengah dalam hal perdagangan energi dan diplomasi.

Dalam perjalanannya untuk memperkuat hubungan internasional, Deng Xiaoping juga berhasil menyelesaikan sejumlah masalah perbatasan yang kompleks dengan negara-negara tetangga, seperti Uni Soviet, India, dan Vietnam melalui negosiasi diplomatik.

Akhir hidup 

Deng Xiaoping meninggal dunia pada 19 Februari 1997 akibat infeksi paru-paru dan penyakit Parkinson. Meskipun telah meninggal, warisan reformasinya terus berlanjut.

Reformasi dan modernisasi kebijakan yang ia pimpin membawa China ke panggung dunia sebagai salah satu kekuatan ekonomi terkuat bahkan hingga saat ini.

Referensi:

  • Roderick, M. (2017). Deng Xiaoping and the Transformation of China. Harvard University Press.
  • Wu, J., & Chan, A. (2002). The Legacy of Deng Xiaoping. Brookings Institution Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com