Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Historiografi Tradisional Indonesia dan Eropa Kuno

Kompas.com - 12/07/2023, 07:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Upaya penulisan sejarah telah dimulai sejak masa silam dengan keunikan dan corak yang khas.

Di Indonesia, historiografi telah dimulai sejak masa periodesasi sejarah kuno yang ditandai dengan munculnya pengaruh Hindu-Budha.

Di Eropa, historiografi telah muncul sejak sebelum masehi bersamaan dengan tingginya peradaban Yunani kala itu.

Kedua historiografi tersebut memiliki kekhasan masing-masing yang membedakan keduanya.

Baca juga: Historiografi: Pengertian dan Jenisnya

Historiografi Tradisional Indonesia

Historiografi tradisional Indonesia dapat ditemukan dalam berbagai bentuk seperti syair, babad (prosa), kitab, hikayat, dan sejenisnya.

Corak yang melekat dalam historiografi tradisional Indonesia yaitu sifat religius-mistis yang kuat dalam konstruksinya.

Selain itu, ruang lingkup kajiannya sangat condong pada feodalistik-aristokratis & istana-sentris, mana isinya berisi tentang kerajaan dan raja-rajanya.

Subjektivitas dalam historiografi tradisional Indonesia sangat kuat karena mengarah pada upaya-upaya legitimasi kekuasaan.

Bergabungnya aspek irasional dan rasional dalam konstruksinya, membuat pembaca sulit untuk membedakan fakta dan mitos di dalamnya.

Namun, dalam penulisannya, historiografi ini telah menggunakan romantisme klasik yang membuatnya menarik untuk dibaca.

Historiografi ini juga telah menggunakan model kronologis dalam penulisannya yang dapat dilihat dari pengelompokkan berdasarkan silsilah raja-raja.

Baca juga: Historiografi Tradisional: Ciri-Ciri dan Contohnya

Historiografi Eropa Kuno

Historiografi Eropa Kuno lahir dari sebuah peradaban yang masih erat bertalian dengan jiwa zaman kala itu yang dipengaruhi oleh legenda dan mitos.

Bentuk-bentuk historiografi Eropa kuno hampir sama dengan historiografi Indonesia, yaitu melalui media syair dan prosa.

Upaya menulis sejarah kali pertama dilakukan oleh Homerus. Tokoh ini dalam penulisannya masih dalam bentuk syair dan puisi.

Meskipun demikian, dalam syair atau puisi yang ditulis oleh Homerus telah mengandung informasi tentang masyarakat dan kebudayaannya.

Baca juga: Historiografi Modern: Ciri-Ciri, Kelebihan, dan Kekurangan

Dalam perkembangannya, bentuk historiografi berkembang ke dalam bentuk prosa yang dipelopori oleh Herodotus sekitar (484 SM - 425 SM).

Pada tataran ini, historiografi turut berkembang baik lingkup isinya maupun muatan coraknya yang perlahan meninggalkan tradisi Homerus.

Herodotus mencoba mengesampingkan aspek mitos dan memulai tradisi logos atau logika dalam penulisannya.

Objek kajian yang mulanya banyak tentang dewa-dewa, kini mulai merambah ke masyarakat, sosial, politik, militer, kepercayaan, dan peperangan.

Perkembangan lebih jauhnya, historiografi kuno telah menemukan metode penulisan sejarah yang ditunjukkan oleh Thucydides melalui seleksi bukti yang ketat.

Baca juga: Perkembangan Historiografi Indonesia dan Ciri-cirinya

Perbedaan

Perbedaan di antara kedua historiografi tersebut dapat dilihat dari sifat-sifat penulisannya.
Historiografi Indonesia lebih mengarah kepada upaya legitimasi kekuasaan yang berarti sifat feodalistiknya masih kuat.

Di Eropa, meskipun pada awalnya masih diintervensi oleh magis dewa-dewa, dalam perkembangannya mulai bebas yang dapat dilihat dari karya Thucydides dan Herodotus.

Objek kajian pada historiografi tradisional Indonesia dominan pada istana sentris, tentang kehidupan para raja-raja.

Lain dengan historiografi Eropa kuno, objek kajiannya lebih luas meliputi sosial, politik, peperangan, militer, dan sebagainya.

Ditinjau dari metode, historiografi Eropa kuno lebih jelas dibanding dengan historiografi tradisional Indonesia.

Aspek mistis dalam penulisan kedua historiografi ini masih sama- sama lekat, meskipun dalam perkembangan penulisan di Eropa mulai merambah ke rasionalisme.

Baca juga: Historiografi Kolonial: Ciri-Ciri, Kelebihan, dan Kelemahan

Referensi

  • Syukur, Abdul. (2007). Era Baru Historiografi Yunani Kuno. Jurnal Sejarah Lontar, 4 (2), 57-62.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Sejarah Pura Luhur Batukaru di Tabanan

Sejarah Pura Luhur Batukaru di Tabanan

Stori
Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

Stori
Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

Stori
Kehidupan Ekonomi Manusia pada Masa Bercocok Tanam

Kehidupan Ekonomi Manusia pada Masa Bercocok Tanam

Stori
Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Stori
Prasangka dalam Keberagaman

Prasangka dalam Keberagaman

Stori
Sejarah Kedatangan Jepang ke Pulau Jawa

Sejarah Kedatangan Jepang ke Pulau Jawa

Stori
Kenapa Khalifah Al-Adil I Dijuluki Pedang Iman?

Kenapa Khalifah Al-Adil I Dijuluki Pedang Iman?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com